Sehat Dimulai Dari Diri Sendiri Yuk!



  Sebagai perempuan yang aktif, beberapa minggu terakhir ini saya selalu berangkat keluar dari rumah dengan perasaan khawatir. Apalagi dengan ramainya pemberitaan penyebaran virus Corona. Saya suka was-was, karena rutinitas saya setiap hari memang dekat sekali dengan penggunaan transportasi umum. Pokoknya, sebisa mungkin memanfaatkan waktu dengan baik dengan naik ojek online, commuterline, sampai naik Trans Jakarta atau naik bajaj sekalipun. Namun tanpa saya sadari, terkadang begitu sampai rumah suka lupa untuk langsung mandi , gara-gara rasa kangen pengen ketemu dan main dulu sama anak. Hanya cuci tangan sekedarnya kemudian main bersamanya. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, jorok juga ya saya. Membawa segala macam debu dari seharian beraktivitas dan kemudian terpaparkan secara langsung ke anak saya.



    Baru deh, setelah ramainya pemberitaan tentang virus Corona, saya jadi berkaca lagi kepada gaya hidup saya akan kebersihan selama ini. Ternyata selama ini, bisa dibilang ada beberapa cara yang salah ketika saya berusaha untuk menjaga kebersihan. Salah satu hal simpelnya adalah setelah cuci tangan, saya suka membiarkan tangan saya basah. Ternyata dari yang saya baca, tangan yang basah itu justru lebih memungkinkan menyebarkan 1000x kuman dibandingkan tangan yang kering.

   Memang dari banyaknya kepanikan, apalagi setelah pemberitaan adanya 2 orang Indonesia yang terkena virus Corona. Aksi instan yang langsung dilakuin banyak orang itu adalah banyak memborong masker, hand sanitizer, sampai sabun cuci tangan. Tapi, kalau dari kita sendiri kita belum bisa menerapkannya dengan baik, sama aja gak ngefek kan ya?

  Kebetulan beberapa waktu lalu, saya sempat diundang ke acara Betadine, dengan tema “Jaga Kesehatan dan Lindungi Diri Secara Menyeluruh dengan Betadine” . Seneng banget diundang ke acara ini, saya jadi melek lagi tentang ada baiknya menjaga kesehatan dimulai dari kita sendiri. Dimulai dari hal-hal yang simple. Seperti cara cuci tangan yang benar, pastikan selalu menggunakan air mengalir dan sabun. Jangan lupa juga untuk selalu dikeringkan ya! Karena balik lagi nih, menurut US Centres for Disease Control and Prevention, 80 % dari infections, semuanya ditransfer melalui tangan kita. Hiii..ngeri yaa!



   Bukan cuma urusan tangan aja nih yang harus kita perhatiin, kesehatan dan kebersihan diri kita, sebagai wanita juga harus peduli sama kebersihan area kewanitaan lho. Apalagi saat mengalami mensturasi, resiko mengalami infeksi di area kewanitaan meningkat tajam. Selain mengganti pembalut minimal 4-6 jam sekali, pastikan juga ketika menggunakan pembersih kewanitaan dengan pH Balance yang tepat. Betadine Feminine Wash memiliki kelebihan dimana memberikan proteksi ganda dari ekstrak daun sirih dan PREBIOTIK.

   Sedangkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan badan, pastiin juga harus minimal mandi dua kali sehari loh! Dulu saya suka kesel, karena Grandy, suami saya suka males mandi sore. Katanya, gak kemana-mana kok, cuma dari mobil trus langsung masuk ruangan kantor. Padahal, ada saatnya juga pasti dia berinteraksi dengan orang lain dan bisa juga terpapar dari bakteri yang dibawa oleh orang tersebut. Produk body wash dari Betadine yang rutin sekarang saya pakai adalah Betadine Natural Defense Honey Manuka. Ternyata faktanya Honey Manuka mengandung banyak nutrisi dan mempu membunuh kuman. Pada saat pemakaian sabun cair ini, ternyata gak membuat kulit kering dikarenakan adanya Aloe Vera dan juga vitamin E yang melembabkan.



Ya…ternyata akibat hebohnya penyebaran virus dan bakteri akhir-akhir ini mengajarkan saya kembali untuk menjaga kesehatan dari diri sendiri. Semoga dari kebersihan bisa sehat terus yahh…..dan semoga yang baca tulisan ini juga sehat terhindar dari sakit penyakit. Yuk! Mulai jaga kesehatan dan kebersihan kita.

Menjalani Kehamilan Bersama Sehati TeleCTG



Saat pertama kali diberitahu ketika saya akan menjadi seorang ibu, perasaan saya saat itu campur aduk. Ada rasa senang, ada rasa excited dan tidak ketinggalan ada perasaan takut yang juga ikut serta di dalamnya. Kenapa takut? Dikarenakan fase ini adalah sebuah fase baru yang belum pernah saya alami sebelumnya. Sama halnya ketika menulis untuk sebuah bab baru yang dimulai dari lembar kosong, lalu nantinya akan diisi dengan cerita dan pengalaman baru. Awalnya clueless.

Ketika mengandung Kinan, memang ada beberapa momen dimana kondisi kesehatan saya juga drop. Beberapa diantaranya adalah tekanan darah saya menjadi rendah. Meskipun beberapa kali makan makanan yang bisa menaikan tekanan darah yang dianjurkan oleh dokter, ternyata juga gak mampu naikkan tensinya. Jadi dokter saya menganjurkan untuk saya di infus venofer. Kejadian tidak terduga juga terjadi ketika masa Hari Perkiraan Lahir Kinan melewati dari waktu yang sudah diperkirakan. Meski posisi Kinan sudah berada dibawah, tapi belum menunjukan posisi pembukaan. Sampai akhirnya saya harus menginap untuk diinduksi.  Gak berhenti disitu saja, ternyata pembukaan juga tak kunjung ada, meski saya sudah diinduksi. Saya masih ingat, ketika diinduksi, susternya berkata “Bu..masih bisa ketawa-ketawa dan ngobrol aja nih?”



Hal-hal yang tak terduga semasa kehamilan memang menjadi lebih mudah untuk dijalani oleh saya dikarenakan memang salah satunya karena kenal dekat dengan dokter kandungannya. Jadi memudahkan saya untuk konsultasi. Gak itu saja, rumah sakit dan beberapa teknologi yang digunakan untuk memantau perkembangan Kinan juga sangat baik, sehingga memudahkan untuk cepat mengambil keputusan-keputusan ketika saya mengalami kendala saat masa kehamilan. Tapi, pernah ngebayang gak sih? Gimana kalau saya hamil, tapi saya tinggal di daerah pelosok, yang masih sulit menemukan dokter spesialis? Sehingga minimnya kontrol untuk saya dan bayi yang dikandung.

Fakta yang terjadi di Indonesia, angka kematian ibu di Indonesia adalah 305 jiwa per 100.000 ibu (menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia di tahun 2015), sedangkan untuk angka kematian bayi sebesar 24 jiwa per 1.000 bayi (menurut survei demorafi dan kesehatan Indonesia tahun 2017) Penyebabnya pun beragam. Namun, menurut dr. Ari Waluyo, Sp.OG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group bilang, pemenuhan nutrisi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan, pemeriksaan kehamilan menjadi hal yang penting untuk ibu yang mengandung. Sedihnya, memang pelosok di Indonesia masih punya keterbatasan untuk dapat pemeriksaan lebih dari tenaga kesehatan. Baik dikarenakan lokasi klinik yang sulit dijangkau ataupun memang kurangnya teknologi untuk penanganan yang cepat dalam menjaga kesehatan ibu maupun bayi dalam kandungan. Bayangin aja nih, menurut Samsul Widodo, Direktur Jendral Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bilang, saat ini ada 74.954 desa di seluruh Indonesia. Sebagian besar desa berada di wilayah geografis yang sulit.



Sehati Group, meluncurkan Sehati TeleCTG, yang merupan layanan kesehatan maternal jarak jauh, dimana alat ini mampu memberikan informasi yang lengkap dan real time mengenai kehamilan kepada para penggunanya yang bisa digunakan oleh ibu hamil, bidan dan juga dokter kandungan untuk membuat keputusan, kebijakan dan proyeksi yang lebih jelas. Kerennya, alat ini diciptakan, diproduksi dan dijalankan sepenuhnya oleh putra putri Indonesia loh.



Visi misi nya dari diluncurkannya Sehati TeleCTG juga untuk mendukung pemerintahan Indonesia untuk menekan jumlah kematian pada ibu dan anak , tidak ketinggalan juga untuk menekan angka stunting pada anak. Diharapkan, nantinya setiap ibu hamil di Indonesia punya hak untuk mengalami proses kehamilan yang menyenangkan dan menenangkan.



Buat kamu yang sedang membaca blog saya ini dan kebetulan sedang hamil, selamat menikmati proses menjadi ibu yah...tetap semangat menjalani kehamilan, semoga selalu sehat dan nantinya pada hari H bisa melahirkan bayi yang sehat.

Selamat hari Ibu.


Serunya teamLab Future Park Jakarta



Akhir pekan adalah waktu yang paling saya tunggu-tunggu sebagai working mom. Sudah pasti karena ingin menghabiskan waktu dengan keluarga kecil saya. Makanya, setiap mau menuju weekend, saya selalu browsing mencari-cari tempat yang pas untuk bermain bersama Kinan dan Grandy. Tempatnya gak harus pergi jauh-jauh dari Jakarta, yang paling penting aktivitasnya gak itu-itu terus. Karena terkadang bosen juga kalau harus playground hoping terus-terusan. Biasanya, saya suka menyelingi pergi ke kebun binatang, pantai , aquarium, baru rencana terakhirnya kalau udah gak punya ide pasti mentoknya main di playground.

Beberapa waktu lalu, saya senang sekali karena bisa menambahkan satu agenda dan rencana menghabiskan akhir pekan bersama Kinan dan suami saya ke tempat yang baru. Sebenarnya sudah lama saya ingin merasakan serunya bermain di interactive art exhibition yng satu ini. Cuma kendalanya karena, art exhibition ini selalu diadain di luar negeri. Tapi, sekarang berkat SGE Live, teamLab akhirnya dateng ke Jakarta!



Beberapa kali saya memang sudah pernah melihat karya teamLab via instagram temen-temen saya yang kebetulan ada di Tokyo, Singapore, atau negara lainnya. Rasanya pengen banget dateng langsung. Cuma waktu dan biaya memang yang memang jadi masalah buat saya dan keluarga. Namun, gak perlu lama menunggu, akhirnya saya bisa merasakan langsung dan menikmati karya dari teamLab di Gandaria City, Jakarta.

TeamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives menjadi pameran seni interaktif terbesar di jakarta dengan menggunakan teknologi digital. Serunya, saya sebagai pengunjung bisa ikut berinteraksi langsung dengan karya-karya disana. Bahkan berkolaborasi dan akhirnya bisa menikmati karya saya juga di dalam pameran ini.

Menurut CEO SGE Live, Mervi Sumali ada ima instalasi yang di bawa kali ini ke Jakarta. Mulai dari Animals of Flowers, Symbiotic Lives, Graffiti Nature: Lost, Immersed and Reborn, Sliding through the Fruit Field, Sketch Aquarium dan Light Ball Orchestra. Semua instalasi interaktif ini ada di Gandaria City lantai 2 pada area seluas 2.000 meter persegi. Udah kebayang gak serunya explore di pameran ini?





Belum lagi, kata Akitae Matsumoto, CEO teamLab Kids juga bilang, instalasi seni ini bisa berevolusi tanpa batas dan bergerak bebas, bisa juga untuk berinteraksi dengan pengunjung dan lingkungan sekitar. Sama seperti yang dikatakan CMO Narada Asset Management, N.Anie Puspitasari “SGE Live selalu menghadirkan kegiatan edukatif dan seni untuk keluarga, oleh karena itu selama masa pameran berlangsung, nantinya Narada Asset Management pun akan membuka kelas edukasi dalam berinvestasi”



Saya sendiri ketika mencoba semua instalasi yang dibuat oleh teamLab, seperti kembali menjadi anak kecil yang menikmati semua platform yang disediakan. Mulai dari mewarnai, berinteraksi dengan digital art work pada dinding, sampai seru sendiri menggelindingkan bola-bola di ruang Light Ball Orchestra. Semua ruangan yang dibuat oleh teamLab memang punya keseruan tersendiri. Saya yakin baik Kinan dan Grandy akan menikmati semua instalasi art ini.





teamLab Future Park and Animals of Flowers Symbiotic Lives bisa dinikmati dari tanggal 20 Juni – 20 Desember 2019. Pameran ini bisa dibuka dari jam 10 pagi sampai 10 malam dan dibagi menjadi 8 sesi. Tiap sesinya nanti akan dibatasi maksimum pengunjung. Kenapa? Supaya kita masih bisa menikmati tiap karya tanpa perlu berdesak-desakan dan berebutan. Kalau harga tiket sendiri Rp.150.000,- untuk weekdays, sedangkan untuk weekend berharga Rp.175.000. Dan buat pemegang kartu BCA, ada promo sampai tanggal 19 Juli 2019.

Info lengkapnya bisa langsung aja cek ke Instagram @futureparkjakarta .





Nah, untuk working mom yang masih mencari agenda menghabiskan waktu bersama keluarga, kayanya udah paling pas kesini deh. Mencari experience yang berbeda dari hari-hari biasanya.

Selamat bersenang-senang.                                                                                    



Menonton Drama Musikal di Hari Ibu



Memasuki umur hampir 9 bulan ini, Kinanti semakin menujukkan ekspresi senang ketika disodorkan buku untuk dibaca. Padahal sebenarnya bukunya masih sama-sama aja seperti dari umur 3 bulan yang saya bacakan untuknya. Tapi, saya rasa semakin bertambah bulan, Kinanti sudah mulai menunjukan ketertarikannya akan buku atau cerita.

Seperti beberapa waktu lalu, ketika saya membawa Kinanti untuk menginap di rumah mertua saya. Hampir seluruh mainan saya bawa supaya Kinan gak bosen. Setelah dua hari mulai menunjukan bosen dengan mainannya, Kinan mulai cranky. Baru saya kemudian keluarkan satu buku. Ternyata, ekspresinya seneng banget.  Bahkan gak perlu saya pegangin, tapi dia sendiri yang buka bukunya dan mulai beraksi mengeluarkan suara-suaranya seraya sedang bercerita ke grandpa nya. Saya sendiri kaget melihat aksinya yang sibuk ‘membaca’.  Begitu pula grandma nya yang gak nyangka, kok Kinan udah bisa seperti bercerita.



Minggu lalu, koleksi buku untuk saya dongengkan ke Kinan bertambah lagi. Kali ini, sebuah buku yang diadaptasi dari drama musikal Dongeng Pohon Impian. Jadi, minggu lalu, saya mendapatkan undangan dari NIVEA untuk mendapatkan sedikit preview Drama Musikal Dongeng Pohon Impian. Serunya, begitu pulang dari liputan, ternyata juga mendapatkan bukunya.



Cerita Dongeng Pohon Impian ini menarik. Tentang kedekatan antara Ibu bernama Imaji dan anak bernama Angan. Hubungan mereka yang tadinya agak renggang, semakin dekat dengan adegan dimana Angan harus berpetualang menyelamatkan sang Ibu, demi mendapatkan kembali Pohon Impian milik mereka. Drama musikal ini juga dilengkapi karakter lainnya seperti Angin si kupu kupu, Mei Mei si burung merak, Kimo si Komodo dan Tara si tarsius.



Ketika pertama kali membuka buku  Dongeng Pohon Impian, Kinan langsung semangat pengen cepet-cepet membukanya. Belum saya selesai baca satu halaman, Kinan gak sabar pengen cepet-cepet buka lembaran berikutnya hahaha.

Memang seperti campaign yang dibuat sama  NIVEA, tujuannya membuat drama musikal dan meluncurkan buku ini, semoga bisa menjadi media untuk kedekatan #SentuhanIbu dengan anak. Ya...sebagai salah satu cara untuk quality time dengan sang anak.



Arum Nurhandayani, sebagai Brand Manager NIVEA Creme, PT Beiersdorf Indonesia, bilang bahwa buku ini memang di launching dalam rangka hari ibu . Nantinya, akan tersedia di toko buku Gramedia terdekat di tahun 2019.



Drama Musikal Dongeng Pohon Impian, disutradarai oleh Nurul Susanto dari Jakarta Movement of Inspiration, yang terlebih dahulu pernah membuat Drama Musikal Petualangan Sherina. Ceritanya sendiri diangkat dari cerita orisinil, musiknya pun dibuat khusus dan gak ketinggalan tata pangguung yang penuh warna, kostum unik yang memang membuat imajinasi kita ikut terbawa.




.
Mudah-mudahan, dengan bertambah besarnya Kinanti, one day bisa bawa dia buat nonton drama musikal. Saat ini sih, masih numpuk bacain buku dulu aja. Secara, satu buku dibaca berulang-ulang aja dia gak bosen hahaha.


Ayo Bergerak Untuk Lebih Sehat



Waktu menunjukan jam 07.30 pagi, disaat saya berjalan kaki menuju ke rumah setelah jalan pagi santai bersama Kinan dan Grandy di lapangan Gasibu, Bandung.

Saya heran. Hari itu adalah hari Kamis.

Tapi, Kok masih banyak banget orang-orang di Lapangan Gasibu yang lagi berlari dan ada juga ibu-ibu dan bapak-bapak yang lagi senam taichi di Taman Telkom. Padahal menurut saya, waktu sudah cukup siang untuk berolahraga.

Grandy bilang “Beda banget yah, sama di Jakarta. Berhubung disini kemana-mana deket, dan gak menghabiskan waktu banyak di  jalan, ya jadi..masih ada waktu buat olahraga, mandi di rumah, dan kemudian baru masuk kantor.”

 Ya..karena terbiasa dari kecil tinggal di Jakarta, saya kebanyakan melihat aktivitas orang banyak baru berolahraga di akhir pekan. Kalaupun berolahraga di hari biasa, sudah harus beres olahraga dua jam sebelum berangkat ke kantor. Seperti Grandy yang biasanya berangkat bersepeda jam 4 pagi. Kalau siangan olahraga, jalanan keburu macet dan keburu kepanasan.

Beda banget sama aktivitas yang terjadi di Lapangan Gasibu itu, saya kok ngerasa orang-orang ini punya banyak waktu untuk berolahraga dan juga bukan hanya olahraga dikit kemudian banyak jajan seperti yang biasa terjadi di CFD. Tapi, mereka berolahraga seperti bagian dari rutinitas keseharian.

Di RPRTA Borobudur, dengan sepatu lari yang udah lama break gak lari.

Jujur, saya rindu banget buat rajin lari seperti dulu. Kayanya kaki tuh gatel banget kalo gak lari di GBK atau gak ketemu temen-temen komunitas lari. Paling nggak, dalam satu minggu 2 sampai 3 kali harus lari. Selain lari, dulu saya juga aktif ikut zumba, strong by zumba, HIT, main squash, sampe nyoba main longboard. Sekarang, rasanya kok sulit banget yah buat memulai lagi semua aktivitas olahraga yang dulu pernah saya jalanin. Susah dan males banget meluangkan sedikit waktu untuk berolahraga.



Nah, minggu lalu, saya diundang Kementrian Kesehatan RI yang membahas tentang pentingnya olahraga bagi kesehatan. Kementrian Kesehatan RI mau mengajak masyarakat Indonesia untuk rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Kampanye ini dilakukan sejalan dengan Global Action Plan for Physical Activity dari World Health Organization, yaitu peningkatan kebiasaan hidup sehat dengan aktif bergerak dan penekanan angka sedentari sebesar 10% di tahun 2025 hingga 15% di tahun 2030.

dr. Michael Triangto, SpKO lagi contohin gerakan otot perut, yang bisa kita lakuin di balik meja kerja kita

Menurut dr. Michael Triangto, SpKO, yang hadir di acara itu bilang “Meskipun disibukkan dengan rutinitas sehari-hari, sesungguhnya aktivitas fisik dapat dilakukan dengan mudah di rumah, di tempat kerja, maupun di tempat umum. Contoh mudahnya adalah memilih menggunakan tangga dari pada lift, serta mengikuti kegiatan senam di kantor. Meski begitu, aktivitas fisik harus dilakukan dengan prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur). Baik yaitu aktivitas fisik disesuaikan dengan kondisi fisik dan lingkungan. Benar yaitu aktivitas fisik dilakukan secara bertahap mulai dari pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Terukur yaitu aktivitas fisik dilakukan dengan mengukur intensitas dan waktu latihan. Teratur yaitu aktivitas fisik dilakukan teratur 3 hingga 5 kali dalam seminggu.

Apalagi nih, sadar gak sih? Kalau pergerakan tubuh kita itu jadi terbatas gara-gara kita terlalu nyaman browsing di  depan komputer, trus mager banget di depan tv buat nonton seharian, apa gak lebih memilih buat mesen makanan di online application padahal tempat makannya deket banget dari rumah kita. Akhirnya, tubuh sama sekali gak bergerak dan malah menimbulkan kemungkinan-kemungkinan seperti diabetes, kolestrol dan lain-lainnya.

Abis dengerin media briefing, trus diajakin olahraga sederhana yang bikin ngucur keringet

Sebenernya, apa sih yang membuat kita males buat gerak berolahraga? Kalau buat saya, tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah beratnya memulai dari nol. Ngebayangin harus ngelawan ngantuk, beratnya langkah kaki, dan susahnya nafas karena sudah lama gak lari lagi. Tapi, balik lagi seperti yang dikatakan dr. Michael Triangto, SpKO, bahwa sebenernya kita gak harus langsung berolahraga yang berat kok. Cukup melakukan semuanya step by step dan bergerak terus dalam kegiatan kita sehari-hari.

Akhirnya, sayapun memutuskan memulainya dengan hal ter-simple. Dengan rutin mengajak Kinanti jalan keliling komplek sambil dorong stroller sekitar 30 menit dalam satu hari. Kinannya seneng karena bisa cuci mata, sedangkan saya pun bergerak berolahraga.



Kalau kamu mau start olahraga apa? Yuk, sama-sama kita mulai bergerak sambil melakukan rutinitas kita sehari-hari J