Menjalani Kehamilan Bersama Sehati TeleCTG

11:05 PM cruisin with charissa 0 Comments



Saat pertama kali diberitahu ketika saya akan menjadi seorang ibu, perasaan saya saat itu campur aduk. Ada rasa senang, ada rasa excited dan tidak ketinggalan ada perasaan takut yang juga ikut serta di dalamnya. Kenapa takut? Dikarenakan fase ini adalah sebuah fase baru yang belum pernah saya alami sebelumnya. Sama halnya ketika menulis untuk sebuah bab baru yang dimulai dari lembar kosong, lalu nantinya akan diisi dengan cerita dan pengalaman baru. Awalnya clueless.

Ketika mengandung Kinan, memang ada beberapa momen dimana kondisi kesehatan saya juga drop. Beberapa diantaranya adalah tekanan darah saya menjadi rendah. Meskipun beberapa kali makan makanan yang bisa menaikan tekanan darah yang dianjurkan oleh dokter, ternyata juga gak mampu naikkan tensinya. Jadi dokter saya menganjurkan untuk saya di infus venofer. Kejadian tidak terduga juga terjadi ketika masa Hari Perkiraan Lahir Kinan melewati dari waktu yang sudah diperkirakan. Meski posisi Kinan sudah berada dibawah, tapi belum menunjukan posisi pembukaan. Sampai akhirnya saya harus menginap untuk diinduksi.  Gak berhenti disitu saja, ternyata pembukaan juga tak kunjung ada, meski saya sudah diinduksi. Saya masih ingat, ketika diinduksi, susternya berkata “Bu..masih bisa ketawa-ketawa dan ngobrol aja nih?”



Hal-hal yang tak terduga semasa kehamilan memang menjadi lebih mudah untuk dijalani oleh saya dikarenakan memang salah satunya karena kenal dekat dengan dokter kandungannya. Jadi memudahkan saya untuk konsultasi. Gak itu saja, rumah sakit dan beberapa teknologi yang digunakan untuk memantau perkembangan Kinan juga sangat baik, sehingga memudahkan untuk cepat mengambil keputusan-keputusan ketika saya mengalami kendala saat masa kehamilan. Tapi, pernah ngebayang gak sih? Gimana kalau saya hamil, tapi saya tinggal di daerah pelosok, yang masih sulit menemukan dokter spesialis? Sehingga minimnya kontrol untuk saya dan bayi yang dikandung.

Fakta yang terjadi di Indonesia, angka kematian ibu di Indonesia adalah 305 jiwa per 100.000 ibu (menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia di tahun 2015), sedangkan untuk angka kematian bayi sebesar 24 jiwa per 1.000 bayi (menurut survei demorafi dan kesehatan Indonesia tahun 2017) Penyebabnya pun beragam. Namun, menurut dr. Ari Waluyo, Sp.OG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group bilang, pemenuhan nutrisi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan, pemeriksaan kehamilan menjadi hal yang penting untuk ibu yang mengandung. Sedihnya, memang pelosok di Indonesia masih punya keterbatasan untuk dapat pemeriksaan lebih dari tenaga kesehatan. Baik dikarenakan lokasi klinik yang sulit dijangkau ataupun memang kurangnya teknologi untuk penanganan yang cepat dalam menjaga kesehatan ibu maupun bayi dalam kandungan. Bayangin aja nih, menurut Samsul Widodo, Direktur Jendral Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bilang, saat ini ada 74.954 desa di seluruh Indonesia. Sebagian besar desa berada di wilayah geografis yang sulit.



Sehati Group, meluncurkan Sehati TeleCTG, yang merupan layanan kesehatan maternal jarak jauh, dimana alat ini mampu memberikan informasi yang lengkap dan real time mengenai kehamilan kepada para penggunanya yang bisa digunakan oleh ibu hamil, bidan dan juga dokter kandungan untuk membuat keputusan, kebijakan dan proyeksi yang lebih jelas. Kerennya, alat ini diciptakan, diproduksi dan dijalankan sepenuhnya oleh putra putri Indonesia loh.



Visi misi nya dari diluncurkannya Sehati TeleCTG juga untuk mendukung pemerintahan Indonesia untuk menekan jumlah kematian pada ibu dan anak , tidak ketinggalan juga untuk menekan angka stunting pada anak. Diharapkan, nantinya setiap ibu hamil di Indonesia punya hak untuk mengalami proses kehamilan yang menyenangkan dan menenangkan.



Buat kamu yang sedang membaca blog saya ini dan kebetulan sedang hamil, selamat menikmati proses menjadi ibu yah...tetap semangat menjalani kehamilan, semoga selalu sehat dan nantinya pada hari H bisa melahirkan bayi yang sehat.

Selamat hari Ibu.


0 comments: