Transportasi Umum di Bangkok

5:40 PM cruisin with charissa 0 Comments

Ketika memutuskan untuk pergi ke Bangkok, saya langsung bilang sama Grandy, kalau perjalanan ini akan jadi perjalanan hemat. Mulai dari memilih hotel, memilih penerbangan, memilih tempat makan dan juga memilih transportasi selama berada di Bangkok.

Beberapa bulan sebelum berangkat ke Bangkok, saya sudah browsing beberapa blog tentang travelling di Bangkok dan juga nonton beberapa vlog travelling di Youtube. Ya, memang kalau mau pergi edisi backpacking udah wajib hukumnya untuk rajin browsing dan bikin research kecil soal negara yang bakalan kita datengin.

Kali ini saya akan sharing tentang pengalaman menggunakan transportasi umum di Bangkok.
Tuktuk dan Taksi adalah transportasi yang paling saya hindari selama saya di Bangkok. Soalnya, setelah research dimana-mana, kok banyak banget ya turis yang kena scam ketika naik taksi atau tuktuk. Mulai dari main-main dengan argo, lalu dibawa muter-muter, atau gak mau pakai argo.

Ketika sampai di Airport Don Mueang, setelah beres dengan imigrasi, saya langsung bergegas turun ke bawah dan langsung belok ke kanan, untuk membeli sim card. Saya langsung membeli provider DTAC. Harganya 299 Baht, yang bisa digunakan selama 7 hari dengan akses internet unlimited. Dapet bonus tas kecil untuk menyimpan dokumen kecil.

Tempat Beli Sim Card


Setelah beli sim card, saya langsung menuju exit gate, menuju shuttle bus. Pintunya ada di gate 6. Tinggal liat aja palang informasi, terlihat jelas petunjuk menuju ke gate 6. Lalu, begitu keluar disana langsung ada papan informasi jadwal bis. Jadi, ada 2 bis kuning yang biasanya mampir di Airport Don Mueang. Yaitu, bus dengan nomer A1 dan A2. Jika kita mau menuju ke daerah Pratunam, langsung saja pilih bis dengan nomer A1. Kalau masih ragu-ragu juga, tenang aja, disitu ada petugas airport yang selalu standby dan cekatan untuk menjawab pertanyaan dari turis. Dia bisa kok ngomong bahasa Inggris sedikit-sedikit. Di papan informasi juga ada keterangan jalur BTS yang mau kita naikin.



Untuk naik bis A1, kita cukup mengeluarkan 30 Baht satu orang. Nanti ada petugasnya yang akan nagihin uangnya ketika bis mulai jalan. Jangan khawatir, kalau misalnya kita hanya punya uang pecahan 100 atau 500 baht, mereka punya kembaliannya kok. Enaknya naik bis A1 ini, meski bentuk bisnya oldskul, tapi dalemnya adem karena pakai AC.



Selama di perjalanan saya mencoba untuk buka Google Map, supaya tau kira-kira berapa menit lagi sampai di tujuan. Nah, seharusnya kita turun tepat di halte stasiun BTS Mo Chit, tapi…belum sah “Cruising with Charissa”, kalo belum nyasar. Hahahaha. Jadi dengan sotoynya, saya mengajak Grandy buat turun di sebuah halte, yang ternyata, untuk jalan kaki ke halte stasiun Mo Chit masih sekitar 27 menit lagi jika ditempuh dengan jalan kaki. Yah, emang kebiasaan, pergi dengan siapapun biasanya saya suka bawa orang nyasar hahaha. Tapi, keuntungannya ya kita bisa explore melihat kota Bangkok.

 Setelah sampai di stasiun Mo Chit, kita langsung bergegas beli tiket BTS. Tenang aja kalau belum punya uang receh, bisa menukarnya di booth penukaran uang dekat dengan mesin tiket BTS. Setelah itu tinggal pilih aja tujuan kita mau ke BTS yang mana dan bayar sesuai dengan angka yang tertera disetiap lokasi BTS. Saat itu saya memilih BTS Phaya Thai.



Sistem BTS hampir sama dengan MRT yang biasa kita naikin di Singapore atau Hongkong. Bedanya, gak di underground lokasinya. Tapi di atas.




Selain menggunakan BTS untuk transportasi selama di Bangkok, saya juga memilih untuk banyak jalan kaki jika jaraknya masih bersahabat. Untungnya hotel saya letaknya di daerah Pratunam, jadi untuk pergi ke pusat perbelanjaan seperti Platinum, MBK, dan Siam, biasanya saya tempuh dengan jalan kaki atau minta bantuan dari service hotel yang akan mengantarkan kita ke titik-titik perbelanjaan dengan buggy car yang disediakan secara gratis.



Jika mau menghindari taksi scam, saya juga menggunakan fasilitas aplikasi Uber dan juga Grab Car untuk jarak tempat yang jauh. Selain harganya sudah fix, drivernya juga bisa langsung melihat gps untuk menjemput kita di lokasi yang sudah kita tetapkan di map. Hampir rata-rata driver taksi online banyak yang bisa berbahasa Inggris.

Selama di Bangkok saya hanya 2 kali naik taksi. Satu, karena pulang dari konser Coldplay susah sekali cari taksi online. Akhirnya terpaksa ambil taksi dan pakai nawar serendah-rendahnya. Hasilnya, 600 Baht dari Rajamanggala Stadium ke daerah Pratunam. Ya…daripada gak pulang-pulang. Hahaha

Lalu yang kedua itu dihari terakhir saya naik taksi dari Hotel menuju Airport Don Mueang. Karena badan udah rontok dan bawaan cukup banyak untuk diboyong pake bis dan BTS. Soalnya, setelah kita bandingkan dengan memesan taksi online, justru taksi yang kita pesan dari Hotel lebih murah karena sudah termasuk harga tol, yaitu 500 Baht. Sedangkan jika naik taksi online harganya 700 Baht belum termasuk tol.




Tidak perlu khawatir untuk jalan-jalan di Bangkok dengan transportasi umum atau jalan kaki. Selain lingkungan yang bersih, informasi jalannya juga sangat jelas. Apalagi kalo rajin pake Google Map. Gak ketinggalan, banyak juga jembatan penyebrangan yang saling menghubungkan antar mall yang satu dengan yang lain, jadi jalan kakinya juga gak kepanasan. Dibanding harus naik mobil? wah..macetnya sama aja kaya Jakarta.

Bukan travelling kalo belum pake bumbu nyasar.  Itu prinsip saya. Hahaha.


Selamat menghemat! Let the adventure begin..

0 comments: