Day 2 - Stasiun Kampung Bandan
Sabtu kemarin, saya pergi ke Mangga Dua bersama mama.
Seperti biasa, kami memutuskan buat naik commuter
line. Ya, hubungan saya dengan commuter
line memang bergantung banget. Transportasi umum ini memang jadi favorite
saya buat beraktivitas di Jakarta (selain
ojek, Gojek, GrabBike, dan Uber). Naik commuter
line emang menghemat waktu dan murah.
Biasanya, kalau pergi ke Mangga Dua, kami akan transit di
Stasiun Kampung Bandan lalu pindah menggunakan commuter line jurusan Jakarta – Kota. Tapi, kemarin saya dan mama memutuskan
buat coba jalur baru. Kami turun di Stasiun Kampung Bandan dan akan jalan kaki
menuju ITC Mangga Dua.
Mama bilang “Nanti kita akan lewat jalan pintas, lewat
perkampungan”. Saya pikir, setelah keluar dari stasiun baru kita akan motong
jalan lewat perkampungan penduduk. Tapi ternyata, ya begitu keluar pintu
stasiun ya langsung perkampungan penduduk.
Selama ini naik commuter
line, baru kali ini nemu stasiun yang semraut dan kumuh. Selama saya jalan kaki menuju jalan utama, jemuran
baju jadi pemandangan yang menghiasi di sekitar stasiun. Belum lagi dapur di
luar rumah yang dibangun seadanya dan ga ketinggalan wara wiri motor yang
jalannya harus bergantian dengan pejalan kaki karena sempitnya jalan. Selain
itu, banyak juga ibu-ibu yang duduk di depan rumah sempit mereka, untuk sekedar
ngobrol, jual gorengan atau menyisir rambut anaknya yang baru habis mandi di
mck umum.
Percayalah, bau di lingkungan tersebut benar-benar menusuk.
Entah karena banyak barang bekas yang menumpuk atau kerena sirkulasi udara yang
tidak baik.
Sepulang dari Mangga Dua, saya dan mama memutuskan untuk kembali
naik commuter line dari Stasiun Kampung Bandan. Kali ini kami memutuskan buat
naik bajaj. Tapi, berhubung jalan sangat sempit. Akhirnya kami turun di tengah
gang dan melanjutkan dengan jalan kaki.
Sebelum bertemu dengan loket tiket, untuk menuju Stasiun
Kampung Bandan, kami harus melewati terowongan. Gelap, tanpa lampu, lembab dan
ada sekumpulan anak-anak bermain lompat tali disitu. Selama menunggu kereta,
saya bilang sama mama “Stasiun ini
kayanya bener-bener butuh di rombak deh..ga kebayang kalau harus malam-malam
naik kereta dari sini”
Dan benar, sepulang dari Stasiun Kampung Bandan, saya baca
di internet, banyak orang yang memutuskan ga lewat stasiun ini jika sudah lewat
jam 19.30. Mereka merasa khawatir dan merasa daerah ini rawan. Belum lagi,
ternyata ketika musim hujan tiba,
Stasiun Kampung Bandan juga sering dilanda banjir.
Terkadang, memang suka gregetan sendiri kalau ngomongin
transportasi umum di Jakarta. Kalau saya sendiri, hubungan saya dan
transportasi umum itu seperti love and
hate. Ada saatnya kesel banget, tapi ada saatnya transportasi umum membantu saya buat keliling Jakarta.
Akan ada banyak cerita tentang transporasi umum di blog
ini. Termasuk macam-macam jenis
penumpang commuter line. Soon, akan saya coba ceritakan ya hehe.
ps: saya ga ambil banyak foto-foto di saat melewati perkampungannya, masih memantau, maybe next time :)
0 comments: