Day 28 - Low Budget Wedding (MUA)

6:51 PM cruisin with charissa 10 Comments







wefie make up trial with Olive, Tien and Mery




Mengurus pernikahan dengan budget yang low, memang butuh ekstra tenaga untuk saya dan pasangan turun langsung mengurus segala sesuatu. Kita berdua memang menyusun apa aja yang harus jadi pr kita masing-masing dan juga pr kita berdua.

Tugas pertama saya waktu itu adalah beresin booking tempat menikah. Memastikan Gereja dan pelataran Gereja bias dipakai untuk syukuran makan siang. Lalu tugas kedua yang penting buat saya adalah mencari Make Up Artist. Hampir setiap hari, setiap ada waktu senggang saya browsing di Instagram dan mencari-cari MUA yang cocok buat saya.

Awalnya, saya sempat punya satu MUA yang saya yakin waktunya pas buat saya. Karena terakhir saya cek jadwalnya masih aman. Tapi, salahnya, saya ga buat DP atau langsung booking tanggal. Saya santai aja. Eh taunya.. 4 bulan sebelum acara, ternyata dia sudah full jadwalnya. Bikin panik kan? hehehe.. Jadi tips dari saya, kalau sudah ketemu tanggal, selain tempat , segera booking juga MUA yang kita suka.

Pencarian MUA emang cukup bikin drama, ternyata susah juga ya cari MUA yang pas. Setiap ketemu ig MUA, saya langsung konsultasikan ke teman saya, Chita, karena dulunya dia pernah belajar jadi MUA sampai ke negeri seberang. Sampai akhirnya, saya dan Chita sepakat menjatuhkan pilihan kita berdua ke MUA bernama Olivia J Winata dengan akun IG @olivejwinata_mua .

Setelah ngobrol sama Olive via Line, ternyata jadwal ok dan harganya sesuai dengan budget. Biasanya, Olive selalu menggandeng Mery dengan akun @yustinamery sebagai hairstylistnya. Begitu cek IG Mery, saya pun juga langsung oke. Bener-bener lega banget akhirnya pr mencari MUA dan hairstylist bisa di centang. Oh iya, Olive ini pernah berguru juga dengan Anpasuha juga lohhh.

Satu bulan menjelang hari pernikahan, saya datang ke apartment Olive untuk test make up. Pertama kali bertemu, Olive banyak ngobrol dan bertanya-tanya make up apa yang saya mau. Berhubung saya tipe cewe casual yang jarang dandan, saya bilang sama Olive pokoknya saya percaya aja deh sama dia mau dibikin apa aja hahah. Things that I like about Olive dan Mery, mereka very friendly, banyak cerita, banyak diskusi dengan saya, dan gak ketinggalan Olive juga punya good playlist buat nemenin kita selagi dimake up hahaha.

Kelar test make up, hasilnya memuaskan. Banyak yang bilang saya kaya Krisdayanti junior hahaha. Mam dan Pap saya pun pangling ngeliat hasil make up nya. Mam saya, juga surprise liat rambut saya yang bisa diangkat dan terlihat tebal hanya dengan sedikit sasak. Yes, Mery realllly good mengatur rambut tambahan yang di tempelkan di kepala saya (gak kerasa berat loh hihi)

Beberapa hari sebelum hari pernikahan saya, Olive juga rajin text saya buat ngingetin rajin-rajin maskeran supaya kulitnya lembab, lalu rajin pakai lipgloss supaya bibir ga kering. Begitu juga sehari sebelum nikah, Olive juga ngingetin buat banyak minum air putih, jangan tidur telat dan lain-lain. (see..she’s a reallllyy nice MUA kan hahaha)

Hasilnya? Kalau kata teman-teman dan saudara, saya terlihat manglingin hihi..Selain itu, berhubung acara pemberkatan dan resepsi langsung nyambung dan gak pindah, saya gak pakai retouch make up. Tapi hasil make up dari Olive tetap bertahan lama.

Jadi saya rekomen banget nih, kalau mau di make-up in sama Olive on your big day. J

Tips dari saya untuk hunting MUA via IG, lihat dengan teliti foto-foto client di IG nya. Jika MUA itu make up nya konsisten dan ga berubah-rubah tiap foto, berarti sudah stabil skillnya. (ga masih coba-coba)

Oh iya, untuk pricelist dengan Olive

Make up pemberkatan + hair do (no retouch)  : Rp. 2.000.000
Trial make up: Rp. 1.000.000
Total : Rp 3.000.000
*untuk update harga terbaru Olive, do contact her J

-continue..

10 comments:

Day 27 - Low Budget Wedding (Part 1)

3:54 PM cruisin with charissa 157 Comments





Setelah hampir sebulan saya menunda untuk menulis 366 projects saya, akhirnya saya kembali lagi pada lembaran baru untuk kembali menulis. Kalau boleh jujur, ternyata memang mengurus pernikahan itu menguras banyak tenaga dan pikiran yah haha.. Jadinya, terpaksa harus menunda sementara untuk menulis.

Ngomongin soal acara pernikahan, disini saya akan mencoba berbagi cerita. Siapa tauuu, ada yang mau menikah dan kebetulan membaca blog saya dan bisa membantu hehe.

Sesuai judul, ya betul saya menikah dengan budget yang low. Banyak yang ga menyangka kalau saya menikah dengan biaya kurang dari 100 juta rupiah. Gak percaya? Ahaha. Percaya deh menikah dengan budget di bawah 100 juta memungkinkan kok. Hanya butuh kesabaran ekstra, berputar otak, dan tetap realistis. Saya akan mencoba untuk bercerita dalam beberapa seri yah tentang pernikahan low budget ini.

Dari awal memutuskan untuk menikah, saya dan Grandy memang bercita-cita pengen punya pernikahaan yang intimate. Bukan pernikahan yang dibuat di gedung yang besar dan bahkan sampai lupa siapa aja yang disalamin pas di pelaminan hehe.. Banyak yang bilang, susah punya pesta pernikahan yang intimate, karena orang tua biasanya gak setuju. Tapi untungnya, saya dan Grandy punya orang tua yang sangat mendukung konsep acara kita.

Pada awalnya, memang sebagai seorang perempuan saya punya dream wedding. Seperti, outdoor wedding party, di buat di sore hari,  dengan udara yang sejuk sambil menikmati matahari tenggelam, diiringi dengan band indie kesukaan, lalu catering yang makanannya enak dan ramai di omongin orang di blog, gak ketinggalan dekorasi rustic ditambah lampu-lampu manis. Saya jamin, setiap cewe punya wedding dream. Tapi semakin lama semakin banyak survey tempat, sering dateng ke pameran wedding dan banyak sharing sama teman-teman yang sudah menikah, lama-lama dream wedding saya mengerucut jadi wedding yang realistis namun yang penting arti dari pernikahan dan semua yang hadir bisa sama happy nya dengan kita serta pastinya cocok dengan budget.

Saya dan Grandy mikir, kayanya lebih baik menggunakan uangnya untuk hal yang berguna ke depannya nanti atau dipakai buat kita jalan-jalan setelah menikah daripada hanya dihamburkan cuma dalam satu hari. (ada yang setuju? Hihi)

Tips pertama dari saya, pastikan selalu ngobrol sama pasangan tentang urusan wedding. Memang biasanya perempuan selalu lebih semangat dari laki-laki untuk urusan membuat acara pernikahan. Tapi, jangan sampai karena keasikan ngurusin pernikahan, pasangan ga ter-update dan mulai deh miscom. Pokoknya, usahakan selalu berkomunikasi dan jaga emosi. Ini penting banget!

Tips kedua, jika ingin pesta sederhana, pastikan masing-masing bilang sama orang tuanya kenapa kalian ingin pesta yang sederhana dan intimate. Pastiin tujuannya jelas dan semua dimulai dari kita berdua yang sudah sepakat. Oh iya, usahakan juga juru bicara ke orang tua adalah masing-masing ya. Kalau bisa jangan mendahului pasangan kita untuk ngobrol dengan orang tuanya. Maklum, kan baru mau menjajaki jadi mantu, belum juga terlalu tahu tentang sifat lebih dalam kan….takutnya jadi sensitif.

Tips ketiga, langkah pertama untuk wedding preperations adalah budgeting. Ini yang paling bikin males buat saya dan pasangan. Maklum, kita berdua kurang suka sama angka. Tapi mau gak mau harus wajib dan kudu. Akhirnya saya googling dan ketemu “Free Wedding Budget Worksheet” di website vertex42 . Ini bener-bener membantu karena semua biaya pengeluaran udah di rinci disitu. Jadi kita tinggal masukin angka-angkanya saja.

Tips keempat, stop membandingkan rencana wedding kita dengan wedding orang lain. Kadang ketika bertemu dengan teman dan teman itu bilang “mending coba jahit di designer A, murah kok 15 juta..kapan lagi, menikah seumur idup sekali…” Kemudian sampai rumah kita uring-uringan pengen juga baju wedding seperti teman kita,tapi budget mesti di rombak dan mengorbankan yang lainnya lalu end upnya mulai cranky sama pasangan kita. Ya..memang menikah seumur idup sekali, tapi bukan berarti pesta pernikahaan kita jadi ajang perlombaan adu keren juga kan. Hehe… This is your wedding! Not your friend’s wedding…you can create your own wedding and be happy with it J


-continue..

157 comments:

Day 26 - Digital Love

12:16 AM cruisin with charissa 1 Comments




Hari ini adalah tanggal 8. Sudah hampir 2 tahun, saya dan Grandy memutuskan buat jadi pasangan ( yang sekarang ini statusnya masih tunangan) hehe.

Kalau flashback ke belakang, kadang saya masih suka senyum-senyum mikirin pertama kali kita ketemu. Kenapa? Soalnya saya dan Grandy adalah hasil produk perjodohan di dunia digital.

Kami berdua di temukan di sebuah aplikasi bernama Tinder. (kaget ya? Atau udah tau? Hehe)

Memang awalnya, saya diperkenalkan sama aplikasi ini oleh sahabat saya. Tien bilang sama saya waktu itu, coba deh cha..iseng aja! Aplikasi ini kan cuma sekedar like or not like foto orang. Awalnya saya males nyoba hal-hal digital macam ini. Cuma, then again gak ada salahnya juga sih di coba..

Selama bermain Tinder, saya chat dengan beberapa orang, yang untungnya gak pernah ketemu yang ganggu atau aneh-aneh. Justru, dapetin temen buat ngbobrolin soal music, radio, dan lainnya. Sampai suatu saat, saya mulai nyerah sama Tinder karena ya...gak ada efeknya aja. Hampir satu bulan aplikasi ini saya diamkan saja. Sampai suatu hari, ketika lagi bedrest di rumah, saya kembali mulai iseng membuka aplikasi ini. Ternyata saat itu saya match dengan Grandy.

Tips pertama tentang berkenalan dengan orang baru  di sosial media adalah coba cek background orang itu. Mulailah dengan googling namanya, lalu search account instagramnya. Ya...seleksi awal untuk memastikan orang ini gak aneh-aneh atau doyan selfie, bahkan untuk tau siapa aja orang yang ada di circle nya.

Dari seluruh foto di Instagram Grandy, foto yang paling menarik perhatian saya adalah dia lari pakai sepatu Skechers Gorun! Secara di tahun 2014, saya bekerja jadi marketing brand nya Skechers. Ibaratnya ini kaya ‘sign’ buat saya. Hahaha..

Lalu, kenapa saya like foto nya Grandy? Cukup simple sih, namanya terdengar bagus heheh, lalu foto-fotonya nunjukin hobby nya. Mulai dari lari, sepeda, dan gambar brarti bisa dibilang dia orang yang aktif. Dan tenyata semenjak kita berdua match, gak pake lama esokan harinya Grandy mulai mengirimkan pesan.

Hampir setiap hari kita ngobrol via chat di Line. So far, Grandy bukanlah stranger  yang obrolannya ganggu. Kita berdua suka saling cek udah latian lari belum hari itu. Wah, otomatis ngebuat saya jadi tambah giat buat latihannya.

Tips kedua, pertemuan pertama dengan orang yang kenal di social media, sebaiknya bawa back up. Alias seorang teman untuk nemenin. Saya waktu itu ngajak Grandy buat makan barengan sama bos saya. Kenapa? Supaya teman-teman saya ini bisa menilai Grandy itu seperti apa. Gak usah bawa se-geng. Tapi, at least ada orang yang tau kalau kamu akan bertemu dengan seorang stranger.

Pertemuan pertama kita itu, setelah 3 minggu kita intens ngobrol di chat. Kebetulan saya dapet dinas di Bandung 1 hari. Akhirnya kita memutuskan buat ketemu di Ciwalk Bandung. Berhubung waktu kerja saya cukup padet. Grandy berencana buat jemput saya di Ciwalk lalu lanjut nganterin saya ke PVJ, tempat dinas saya berikutnya. Entah kenapa, waktu pertama kali ketemu gak ada tuh perasaan curiga, tapi saya nyaman aja nyerocos ngobrol sana-sini, termasuk sampai minjem camera Grandy buat back up kerjaan saya.

Sepulangnya dari Bandung, selama perjalanan pulang kok ya saya kepikiran. Kesan pertama Grandy ini sopan dan baik. Gak aneh-aneh atau genit-genit gitu haha. Dan saya masih inget Grandy kirim text ke saya bilang gini “Aneh ya. Kok bisa ya...Kita ini kaya orang yang udah pernah lama ketemu dan kenal” Perjumpaan pertama. BERHASIL.

Setelah pertemuan pertama itu, jeda 1 minggu, saya balik lagi ke Bandung. Karena ada teman yang menikah. Berhubung perjumpaan kali ini lebih santai, jadi kita banyak ngobrol. Macem-macem kita ceritain. Ada yang tau film Before Sunrise ? Nah ini hampir setipe. Kita jalan kesana –kesini buat ngobrol aja. Oh iya, misi perjumpaan kali ini adalah, saya ngajakin Grandy buat ketemuan dengan temen-temen Bandung saya buat mencari mutual friends kita. Berhubung sewaktu di Tinder, kita Cuma punya 2 teman mutual yang di dunia asli pun kita gak deket dengan orang-orang itu.

Tips ketiga dari saya, coba di bawa ke lingkungan teman masing-masing. Selain mencari mutual friends, juga bisa jadi moment ngeliat dia dimata temen-temennya itu kaya apa sih. Kalau Grandy, ,waktu pertama kali saya di kenalin dengan teman-temannya, saya bisa lihat, Grandy dekat dengan teman-temannya dan they do really care about Grandy. Termasuk, mereka terlihat sangat happy ketika Grandy mengenalkan saya ke mereka.

Semenjak beberapa kali ketemu dan setiap hari ngobrol, akhirnya Grandy ngomong ke saya kalau pengen pacaran. Secara jelas dia juga ngomong sama saya, gak pengen pacaran main-main ya hihi.

Butuh waktu hampir 2 bulan, akhirnya kita memantapkan diri buat pacaran dan lalu butuh waktu 7 bulan, untuk kita akhirnya memutuskan buat lanjut ke step menikah. Selama perjalanan 1 tahun 8 bulan ini kita memang banyak catch up mengenal satu sama lain dengan banyak ngobrol. Gak semuanya memang berjalan mulus, tapi scratch-scratch kecil justru yang ngebuat kita koreksi diri masing-masing buat a better relationship.

So if you think, digital love adalah cerita dongeng semata or a strange place to find love. It’s so wrong! Saya dan 2 teman saya, yang pasangannya sama-sama ketemu di Tinder, akan menikah di tahun ini. hihi

Here’s some tips for you, if you want to find someone di digital world.

1. Pasang foto-foto kamu yang represent your hobbies (cth :lari, sketch gambar, travelling, fotografi, music dan yang lainnya)
2. Sebaiknya jangan pasang foto-foto berbikini atau lagi party dengan baju super minim. Kenapa? Soalnya banyak cowok yang juga cari cewe-cewe one night stand di digital world.
3. Dear guys, gak semua cewe di Tinder itu bisa diajak tidur ya! (galak! Haha)
4. Kalau obrolan mau berlanjut, ga cuma sekedar di Tinder chat, sebaiknya buat awal-awal kasih account Line. Jangan nomer handphone buat WA. Kamu ga mau kan di teror lewat telp kalau ternyata gak cocok?
5. Obrolan awal-awal di Tinder janganlah obrolan yang ganggu dan terlalu kepo. Seperti nanyain kerja dimana, rumah dimana, keluarga ada berapa, gajinya berapa, mantannya ada berapa, single berapa lama dan lainnya.
6. Buat yang main tinder, pasang range kilometernya sejauh mungkin. Buat mencari peluang teman yang tinggalnya lebih jauh.
7. Rajin-rajin check FB, Twitter, IG buat ngeliat gambaran secara kasar dia ini seperti apa sih.
8. Cek mutual friends. Bisa jadi tempat buat nanya-nanya kalau ternyata ada yang kenal.
9. Kalau mau ketemuan, selain bisa ajak temen yang cuma nemenin di awal, atau cari tempat di keramaian. Jangan ketemuan di hutan atau kuburan sekalipun. Kan gelap. Gak bisa liat mukanya nanti (lah!)

Bottom line..kalau jodoh, mau ketemu di social media kek, mau di kenalin temen kek, mau ketemu di mana pun, selama itu jodohnya...mudah-mudahan jalannya di lancarin. J


Happy 8, Grandy..sampai jumpa beberapa minggu lagi dengan status yang berbeda hehe..

1 comments:

Day 25 - Playlist for The Day

11:13 PM cruisin with charissa 0 Comments




Setiap dateng ke sebuah resepsi pernikahan, ada satu hal yang biasanya menarik buat saya amati. Bukan urusan makanan atau souvenir yang biasa ramai di kerubutin banyak orang hehe. Tapi, musik yang menjadi pemanis acara pernikahan itu sendiri.

Beberapa kali  saya ketemu dengan mereka yang akan menikah atau yang sudah menikah kadang-kadang mereka bilang,“ya..band di wedding sekedar pengisi aja, tamu-tamu juga ga ada yang pay attention banget kok ke mereka!”  Sedih ya..hehe padahal, saya termasuk yang suka menikmati pengisi musik di setiap pernikahan.

Memang, untuk pengisi musik di pernikahan banyak modelnya. Mulai dari yang full band, full orchestra (ya...saya pernah liat), full penyanyi terkenal (ya saya juga pernah liat), atau organ tunggal, sampai dj dan mixtape via usb/cd sekali pun. Tapi dari semua format yang ada, sebenernya yang paling penting sih lagu-lagu yang di mainin. Asal tau arti lagunya dan moodnya, tanpa perlu band yang paling spektakuler, dengan  mengandalkan playlist cd aja juga udah keren.

Pernah waktu itu saya dateng ke sebuah pesta resepsi pernikahan. Lagi enak-enaknya makan siomay, wedding band nya tiba-tiba nyanyi lagu Adele “Someone Like You”. Spontan saya kaget. Lah. Ini kan lagu buat mantan.....

Gak cuma itu aja, banyak orang yang suka salah kaprah memasukan lagu ke wedding playlist mereka, padahal artinya kurang pas kalau buat dinyanyiin di wedding. Contohnya “Bruno Mars – Marry You”. Entah kenapa, saya paling gak suka kalau lagu ini di masukin sebagai salah satu playlist wedding songs.

Kenapa? Karena ada liriknya bilang gini

If we wake up and you
Wanna break up, that's cool
No, I won't blame you
It was fun, girl

Dikira nikah main-main ya....(yeah...i’m takin’ this too seriously rite?haha)

So, whenever you hire a wedding singer. Double check deh playlist mereka dan pastiin juga selalu cek lirik lagunya sebelum setlistnya dikasih ke mereka. Selain itu make sure juga, jangan sampe wedding singer nya juga asik improvisasi playlist yang akhirnya bisa dijadiin ajang mereka latian sebelum manggung di event lainnya. Ingetin, mereka bukan manggung jadi homeband cafe.

Kalau saya sendiri? Saya akan membuat playlist saya sendiri dan menyimpannya di USB untuk nanti di pasang di acara. Selain irit, tentunya playlist ini akan jadi lebih personal untuk menghidupkan acaranya.

Sampai saat ini, lagu favorite saya  “You All I Need To Get By” by Marvin Gaye ft Tammi Terrell


Coba aja cek lirik dan lagunya. Manis banget!

0 comments:

Day 24 - Bachelorette Nite

6:06 AM cruisin with charissa 0 Comments




Memasuki bulan Februari.

Artinya, “The Day” is getting closssserr.  Memang semua perasaan campur aduk banget. Seneng, pengen buru-buru, deg-degan dan segala macem nano-nano feeling.

Jumat lalu, saya memutuskan buat bertemu dengan temen-temen kantor lama saya, MAP, buat seneng-seneng dan melepas rindu. Karena emang udah lama gak ketemuan.

Kita janjian di Loewey untuk makan malam. Sesampainya disana, ternyata sebagian besar temen-temen udah pada kumpul.  

Pertama saya agak curiga, kenapa Tien sibuk mengarahkan kamera handphonenya ke saya mulu. Pikir saya, mungkin karena Tien lagi snapchat. Setelah saya pelukin satu-satu. Saya duduk di kursi yang paling ujung. Lalu spontan kaget “Lhaaaa!! Kok ada foto gw sama bing di bingkai-bingkai gini”. Kemudian saya langsung melihat ke arah Ka Angie, Ka Vita, Ka Christine, Ceceh, Tien dan Sisi.

Mereka bilang “Surpriseeeeee!!”

Saya masih bengong dan bilang “haa? Ini bachelorette nite gw???” Lagi-lagi saya masih gak percaya.

Ga percaya karena saya merasa kan hari pernikahan saya masih lama. Tapi eh bener juga tinggal menghitung minggu. Lagi-lagi perasaan campur aduk muncul kembali.

Dulu, beberapa kali saya ikutan buat acara bachelorette nite buat beberapa temen saya dan kemaren terharu aja karena kali ini giliran saya yang dibuatin acara ini. (iya...drama iya...haha).

Tentunya, semakin malam, semakin banyak atraksi yang dibuat untuk saya. Mulai di dandanin. Lalu jalan di restaurant yang mayoritas bule semua itu dengan dandanan lenong, sampai 1 shot tequila dan a very nice chat with them.

Malam itu saya kembali bersyukur, punya banyak teman yang do really care about me. Saya dan teman-teman MAP ini sudah berteman sekitar 4 tahun. Sebagian besar dari mereka sudah saya anggap seperti kakak-kakak saya. I do look up, see and respect them.

Im so glad, semakin mendekat ke hari H, banyak teman-teman yang sharing, memberikan semangat untuk saya. Ternyata saya di kelilingi oleh orang-orang yang care and very supportive.



Another night to remember. 







0 comments:

Day 23 - Surat untuk Sahabat (Part 1)

1:36 PM cruisin with charissa 2 Comments



Sari - Anggy - Me - Grace (Minus Thia dan Ressy)


Ada yang bilang, ketika kuliah kita gak akan punya teman seakrab teman sewaktu SMA. Tapi kalau saya, hubungan saya dengan teman-teman kuliah ternyata udah berlangsung 13 tahun and still counting on it.

Grace, Thia, Sari, Ressy dan Anggy adalah teman pertama saya sewaktu awal-awal menjejakan kaki di The London School of Public Relations. Kedekatan kita dimulai dari satu kelas dan rumah kita searah ke Jakarta Selatan (kec. Sari yang rumahnya di Jakarta Timur sendiri). Hampir setiap siang, sepulang kuliah kita selalu bareng buat nyegat bis patas ac. Kalau urusan nyegat bis ac, kita selalu nyerahin ke Thia sebagai pawangnya. Thia bisa tuh jalan agak jauh, nyegat bis duluan, nge-tag tempat duduk buat kita, lalu teriak-teriak dari dalem “Ayoo semua masuk!!” (curiga asisten kenek gak sik?haha). Kita berenam, entah kenapa hobby banget jalan kemana-mana lalu pulang naik bis. Meski cewe-cewe, kita udah sering gelantungan di depan pintu metro mini. (preman banget yaa hahaha)

Dulu, secara kampus kita kebanyakan cewek..kita paling hobby nyebrang ke kampus Atma Jaya buat nongkrong. Entah nyari gebetan, ketemu mantan, CLBK sama temen lama, pacaran, lalu makan di gantung, makan di kantin, duduk di hall, main di warnet nya Atma, bahkan ada yang ngerjain tugas di perpus nya Atma…haha!

Urusan jalan? Kita seneng banget ke Melawai buat beli baju-baju yang dulu nge-hits atau pergi ke Plasa Semanggi dan apa engga main ke PIM sekalian. Meski main ke selatan, Sari selalu nimbrung. Padahal rumahnya udah paling ujung. Saking niatnya pergi sama kita, kadang pulangnya juga naik bis patas AC. Salut deh buat Sari, yang mau aja main sama temen-temennya yang gila-gila ini.

Kalau kampus lagi pulang cepet, biasanya Grace, Thia, Ressy dan Anggy suka mampir main ke rumah saya. Sekadar makan bakso, geratakin minuman sachet di dapur saya, sampai foto-foto pakai baju-baju saya. Kamar saya yang kecil bentukannya udah gak karuan kalau pada main ke rumah.

Kita berteman bukan hanya di waktu senang, tapi disaat temen kita nangis heboh karena putus sama pacarnya, pasti kita berbondong-bondong nyamperin. Tapi dodolnya, dengerin curhatannya sebentar, abis itu pada ngelawak. Sampe yang sedih abis putus, lama-lama juga ikutan ngakak. Ini semua, gara-gara Grace, yang pinter banget bawa suasana jadi lebih hangat. Awalnya Grace akan dengerin ceritanya, trus lama-lama di belok-belokin, dan end upnya jadi lawakan. Haha!

Grace juga yang suka ngajak kita pergi ketemu temen-temennya. Saya masih ingat, suatu weekend di Kemang. Pertama kalinya saya pergi clubbing ya barengan sama mereka. We’re dancing , laughing and have a good drinks. Grace atau Anggy selalu kedapetan bagian nyetir, sementara Ressy……ya….Ressy selalu jadi orang yang pertama KO. Dan kayanya emang selalu Ressy deh yang KO. Hahaha.

Dari Anggy, saya belajar mulai hidup sehat. Baik secara olahraga dan finansial. Berhubung dia kerja di bank, jadi suka bawel banget nyuruh kita rajin nabung, rajin investasi, sampe rajin banget ngumpulin anak-anak buat rajin olahraga. Mau squash, mau lari, pokoknya di jabanin  sama Anggy. No wonder, Anggy yang punya badan paling aduhay!haha.

Kemaren saya bertemu dengan mereka (minus Ressy yang tinggal di Bali) untuk bagiin undangan dan menyelipkan surat cinta untuk mereka.


I’m so glad to have Grace, Ressy, Anggy, Thia and Sari in my life. 



Thia - Me - Grace - Anggy - Sari

2 comments:

Day 22 - Happy Endings

12:30 AM cruisin with charissa 0 Comments



“Ending are only truly happy when they follow some quests and tests” . Kutipan ini diambil dari buku dengan judul The Book of Happy Endings. Buku ini saya dapat dari seorang sahabat yang sudah saya anggap jadi adik saya sendiri, namanya Tasha.



Ceritanya, buku ini dikasih Tasha sebagai kado ulang tahun saya, waktu itu baru saja putus dari sahabat Tasha. Nah, semenjak putus itu, saya dan Tasha sering bertemu dan bahas macem-macem soal kisah cinta. Segala pemikiran tentang cowo itu kenapa sih? Atau kenapa sih sakit hati harus ada? Kok susah banget sih lupain mantan? Dan pertanyaan lainnya yang kadang saya sendiri juga gak bisa jawab.

Sampai akhirnya, Tasha kasih buku ini. Setelah sebelumnya kita sama-sama baca buku “He’s Just Not That Into You”. Dari judulnya udah menarik ya..hehe. Dulu ketika saya baca buku ini, saya gak tau apa yang bakalan terjadi saat ini. Saya gak pernah mengerti cinta itu seperti apa dan bagaimana cara sampai bisa ketemu dengan ‘soulmate’ saya.

Ketika tadi pagi liat tanggalan, dan tanggal hari ini menunjukan tanggal 27 Januari 2016. Saya langsung teringat...kalau tepat di bulan depan, saya bakala resmi jadi seorang istri untuk Grandy. Jika mau mundur ke belakang, dengan segala macem problem kisah percintaan saya yang rata-rata komplikasi, emang bener kutipan dari buku The Book of Happy Endings kalau truly happiness bisa keliatan setelah kita ngelewatin berbagai macam rintangan.

Bayangin aja, Cinderella sebelum ketemu Prince Charming, dia harus pakai baju compang camping dan ngurusin rumah padahal dulunya orang kaya. Udah gitu, begitu ketemu prince nya, eh...harus cepet-cepet pulang dan sepatunya ketinggalan sebelah. Ribet dan susah ya kalau di bayangin ke real life nya.hehe


Buat yang saat ini masih mencari ‘soulmate’ nya, jangan takut. It’s never too late to start a happy ending. J

0 comments:

Day 21 - Blank

7:41 AM cruisin with charissa 0 Comments



Ya...saya telat posting untuk hari ke 21.

Dari kemaren, seharian mikir mau nulis apa....mau foto apa...tapi ga muncul-muncul ide-nya. Sampai tadi malem pun tidur larut malam untuk cari-cari ide juga gak dapet.

Ya..ini baru hari ke 21. Masih ada 345 hari lainnya untuk di tulis.

Ada seorang teman kantor, namanya Kiki yang bilang kalau beberapa hari ini dia ikut membaca blog saya dari hari ke hari. Saya terharu dengernya. Ternyata blog ini ada yang baca.  Hehe.

Beberapa kali setiap bertemu teman, memang selalu ada pertanyaan “Icha mampu nulis dan konsisten selama 366 hari?”. Pertanyaan ini selalu saya jawab “Mudah-mudahan mampu, you’ll never know until you try it kan?jadi di coba aja dijalanin”.

Saya akui untuk menulis setiap harinya ini ternyata gak semudah yang saya pikirkan. Tapi, setelah 2 minggu lebih menulis, ada beberapa hal yang juga mengubah saya. Saya bangun lebih pagi untuk menulis. Saya tidur lebih malam untuk memperbanyak refrensi. Saya melatih mata untuk lebih banyak liat detail sekitar saya untuk dijadikan bahan menulis.  Saya kembali aktif dengan kamera saya.

Ya...memang ini baru hari ke 21. Saya masih mencoba untuk ber-eksperimen dengan tulisan saya dan berpacu dengan waktu.


Semangat!

0 comments:

Day 20 - Rindu Berlibur

11:16 PM cruisin with charissa 0 Comments



#np Beach House – Myth

Malam ini hujan, tapi saya teringat sama beberapa memori liburan di pantai.

Saya rindu menyapukan telapak kaki saya di antara butiran pasir, memasukan jari-jari kaki ke dalam tumpukan pasir sambil merasakan teksturnya di ujung kaki.

Saya rindu menikmati tenggelamnya matahari, ditemani dinginnya sebotol beer. Perpaduan yang saling melengkapi untuk menutup hari.

Saya rindu dengan sengatan matahari  yang menyilaukan mata dan angin yang berhembus menerbangkan beberapa helai rambut.

Saya rindu berlibur.

Karena aliran listrik di rumah baru saja mati.


Mati lampu. Tak ada hiburan. 

0 comments:

Day 19 - Diet di Weekend

5:22 AM cruisin with charissa 0 Comments



Biasanya kalau weekend, tulisannya bakalan ngomongin tempat makan yang baru di coba.  Tapi kali ini, terpaksa menertibkan diri buat bebas makan di weekend.

Kenapa?

Semua  bermula dari, beberapa temen kantor bilang katanya pipi gw tembem-an. Ditambah, kemarin malem ketemuan sama mama dan papanya Grandy. Mereka kaget, karena setelah 4 bulan ketemu kok gw meng-gendut.

Kesel ya? Perasaan dari kemaren lagi tertib-tertibnya makan (baca: kalau weekdays). Jadi makin kepikiran, jangan-jangan berat badan nambah gara-gara terlalu banyak makan enak di weekend. Berasa percuma kan kemaren selalu masak non garem dan less minyak bahkan sampe rebusan doang.

Semakin panik, karena waktu untuk fitting wedding dress semakin dekat. Rasanya pengen turn back time dengan banyakin olahraga dan diet. Tapi.......apa daya, orang yang putus cinta kalau suruh putar waktu aja ga bisa, gimana kalau putar waktu cuma buat diet. hihi

Akhirnya segala cara dicoba mulai hari ini. Pagi ini mulai makan dari jam 9 pagi, hanya roti dan selai kacang. Siangnya, berhubung pergi ke nikahan Daud dan Lala, hati sempet ketar-ketir. Takut latah makan. Untungnya, masih bisa kontrol diri buat gak makan banyak.

Ketika malam hari dateng, saya ngajak Grandy buat ke supermarket. Rasanya kok ya perut kesiksa...pengen makan apa gitu buat nyemil.  Tapi saya bilang sama Grandy, supaya tetep bantu kontrol saya ya. Jangan sampe saya ga tahan.

Dan tau ga akhirnya gimana? Saya berdiri di depan stall buah, kemudian pegang-pegang buah melon, mangga dan lainnya. Di beli? Tentu tidak! Dengan ngeliatin dan pegang-pegang buah itu akhirnya gak lama saya kenyang. Laper mata kali yaaa laparnya. Hahaha...Mungkin trik ini bisa di coba sama temen-temen.


Diet dan work out di minggu ini harusss berhasil demi fitting baju.

0 comments:

Day 18 - Everglow

8:53 AM cruisin with charissa 0 Comments




Kemaren, saya main ke kantor teman. Tepatnya, dia bekerja di Warner Music Indonesia. Setelah ngalur ngidul ngobrolin macem-macem. Kita masuk pada obrolan, Coldplay dan album barunya “A Head Full of Dreams”. Dafy, cerita kalau ini bukan jadi album terakhirnya Coldplay atau kedua sebelum terakhir. Sampe sekarang belum ada statement apapun dari Warner Music.

Saya sendiri, memang sudah mendengarkan satu album ini. Cuma memang belum di dengerin secara detail dan di ulik satu-satu. Tapi dari pertama kali dengerin “A Head Full of Dreams”  yang paling menarik dan nyantol buat saya adalah lagu Everglow. Begitu denger, secara terus-terusan saya pencet tombol replay di komputer saya. Ada emosi yang ga tergambarkan begitu dengerin lagu ini. Bukan bad emotion ya...tapi hanya satu perasaan yang ga bisa diucapin. (iya...iya drama ya haha)

Gara-gara abis ngobrolin soal Coldplay, sepulang dari kantornya Dafy akhirnya saya kembali dengerin album “A Head Full of Dreams”.Saat itu, saya lagi di ojek dengan  hiruk pikuknya jalan penuh dengan motor. Begitu lagu Everglow dimainkan, entah kenapa ya...segala capek hari ini jadi adem begitu denger Chris Martin nyanyiin lagu ini. Lyricsnya  very touchy somehow. Suddenly apa yang jadi pikiran hari ini yang bikin pusing jadi tenang. Iya saya bilang sekali lagi...drama ya? Haha

But, maybe you should try also.....coba dengerin lagu ini, ketika pulang kantor. Saya anjurkan dengerinya sambil menikmati jalan. Meski macet sekalipun. Apalagi kalau ternyata masih bisa menikmati matahari sore, lagu ini akan jadi ‘bumbu’ pemanisnya.


What I wouldn’t  give for just a moment to hold
Yeah, I live for this feeling, this everglow
So if you love someone, you should let them know

Oh, the light that you left me will everglow

0 comments:

Day 17 - Review Makan di Gang Gloria (Gagal)

5:16 AM cruisin with charissa 0 Comments



Weekend saya kemarin memang bisa dibilang produktif. Mulai dari jalan-jalan ke museum sampai mencoba makanan di tempat baru. Sebelum pergi, biasanya memang saya yang bagian research nya, baru nanti tinggal diskusi sama Grandy. Dia mau apa engga. Meskipun kebanyakan dia hayuk aja sama rekomendasi saya.

Setelah cari info sana sini, berhubung museum dekat dengan glodok. Saya memilih untuk cari makanan yang tinggal jalan kaki. Pilihan jatuh untuk coba makanan di Gang Gloria. Apalagi setelah liat review nya, banyak orang bilang kalau makanan di tempat ini enak-enak.

Pada saat itu, waktu menujukan jam 11 siang. Sebentar lagi waktunya jam makan siang, jadi kita udah ngarep banget bakalan makan enak. Sesampainya di Gang Gloria, saya dan Grandy langsung di serbu sama pegawai kios-kios makanan di situ dengan suara yang menurut saya keras.
“Ci...makan ci...di coba...lengkap semua disini. Mau bihun, mie, nasi campur, ada ci...diliat aja menu nya”  .Sambil mereka nyodor-nyodorin menunya.

Siang itu memang panas dan lembab di kota Jakarta. Jadi, dengan segala macam teriakan serta gang yang sempit, membuat saya bingung harus pilih makan dimana. Saya pun aga susah untuk liat-liat memantau kios mana yang harus saya datengin. Akhirnya, saya jatuhkan pilihan pada kios yang paling depan di Gang Gloria. Dengan alasan, karena tempat ini yang paling banyak udaranya (berhubung letaknya paling depan)

Saya pesan mie chasio, Grandy pesan bihun goreng. Sambil menunggu, kita pesan bakso goreng. Turns out, bakso gorengnya alot. Gak hangat. Tapi berhubung lapar, kita masih buat excuse buat bakso goreng ini.

Gak lama makanan saya datang. Begitu saya makan sekitar 3-4 suap, saya ngerasa mie nya sangat biasa saja. Somehow, sehabis saya gigit dan telan mie nya ada after taste yang menurut saya janggal atau berasa apek rasanya. Entah dari Mie, entah dari dagingnya. Seperti kurang fresh. Akhirnya saya nyerah dan ga ngabisin makanan itu.

Sama juga dengan Grandy, dengan muka keselnya dia pun ngerasa bihun yang dia makan juga gak enak. Seafoodnya berasa gak fresh. Dia juga merasa ke ganggu dengan pegawai kios yang terus-terusan berteriak sana sini untuk menarik pelanggan.

Ekspektasi tinggi sama tempat makan ini akhirnya bikin mood drop. Ketika saya tengok ke kios lainnya, baru saya lihat ternyata kios makanan yang di rekomendasikan orang-orang ada di  3 baris di belakang tempat saya makan. Ah..menyesal gak liat lebih teliti.

Entah memang kios makan kami memang makanannya ga terlalu enak di banding lainnya, atau memang hari itu kita lagi apes aja kokinya lagi ga oke masaknya. Apalagi, dengan 1 mangkok mie ayam dan bihun goreng serta bakso goreng, dihargai 99 ribu Rupiah. Mayannnn kan buat makanan pinggiran.


Kapok dateng ke Gang Gloria? Kalau saya sih engga, masih penasaran dengan review orang lain dan makanan lainnya. Tapi kalau Grandy? Sudah fix gak mau dateng lagi. Hahaha


0 comments:

Day 16 - Metro Mini Hilang Kemana?

5:45 AM cruisin with charissa 0 Comments




Bisa dibilang saya warga yang baik untuk negara ini. Ketika pemerintah dan petinggi meminta masyarakat untuk naik kendaraan umum daripada mobil pribadi , saya nurut. Ketika ada himbauan untuk mengurangi macet dengan naik kendaraan umum, saya nurut. You name it! Dari commuter line, bajaj, ojek, ojek online, taksi online, taksi biasa, metro mini, kopaja, patas ac, patas gak ber-Ac, becak, bemo, angkot, Trans Jakarta, semuanya udah pernah saya cobain. Bahkan saya pakai buat mobile kemana-mana setiap harinya.

Sampai pagi ini, saya merasa kesel bangettt! Sebagai pengguna transportasi umum merasa cape dikecewain mulu sama sistem transportasi umum di Jakarta. Pagi ini, saya berangkat naik ojek menuju stasiun. Sesampainya di stasiun ada KRL ekonomi yang akan berangkat meninggalkan stasiun. Biasanya, sehabis KRL akan lewat commuter line. Tapi kenyataannya, entah jadwal model apa yang di pakai hari itu, selama  1 jam saya menunggu commuter line lewat tapi yang di tunggu gak dateng-dateng sesuai jadwalnya. Malah, KRL terus-terusan datang sampai 3 kali.

Ga berhenti disitu saja, sesampainya di stasiun Dukuh Atas. Saya bergegas menuju halte bis untuk naik Metro Mini jurusan Tanah Abang- Pasar Minggu. Setelah 15 menit gak lewat-lewat di depan halte , saya mulai deg-degan. Takut telat masuk kantor.

Dan sesampainya Metro Mini sekitar 20-30 menit kemudian, semua penumpang  yang menunggu di pinggir jalan langsung berhamburan dan berlari mengejar Metro Mini itu untuk berebut masuk. Sampai akhirnya, disaat saya berhasil masuk ke dalam ternyata saya sadar, kondisi di dalam Metro padettttt banget. Udah kaya naik commuter line aja.

Gak lama si kenek teriak,

“Tutup pintu woi...tutup....nanti ni Mobil di kurung lagi kalo ketauan jalan “

Hmmm, jadi..semakin banyak Metro Mini yang di kandangkan sesuai ketentuan pemerintah yang melarang Metro Mini buat beroprasi gara-gara gak layak untuk jalan.

Trus, saya jadi wondering..kalau memang banyak Metro Mini yang di kandangkan...lalu gantinya mana? Seperti yang saya baca di artikel kalau sudah ada pengganti berupa Kopaja sebanyak 350 armada. Tapi jurusan apa? Kenapa di pagi hari tadi disaat lagi sibuk orang berangkat kerja..gak satu pun muncul.

Lama-lama kok sering banget, suatu peraturan baru di sah kan, tapi fasilitas pendukung peraturan baru itu belum disiapkan. Yang susah siapa? Penggunanya kan?

Mengutip pembicaraan bapak-bapak di belakang saya ketika saya lagi gelantungan di dalam Metro Mini, mereka bilang seperti ini,


“Tadi naik commuter line padet banget, sekarang pindah transportasi, sama lagi kaya begini..padet lagi, kok capek banget ya naik transportasi umum di Jakarta. Gak pernah nyaman.....”





0 comments:

Day 15 - Jalan- Jalan ke Museum Bank Indonesia

5:32 AM cruisin with charissa 0 Comments



Masih lanjut dari edisi kemaren weekend. Jalan-jalan ke museum.

Destinasi setelah Museum Bank Mandiri, saya dan teman-teman serta Grandy, bergerak menuju ke museum yang letaknya bersebelahan, yaitu Museum Bank Indonesia. Ini pertama kalinya  juga saya  menjejakan kaki ke museum ini.

Sebelum masuk ke dalam museum, saya dan grandy sempet nyeletuk “mudah-mudahan di dalem dingin, ada AC nya”. Secara hari itu Jakarta lagi panas dan lembab banget. Tapi dalam hati saya, ga mungkin museum ini ada AC nya, mengingat Museum Mandiri yang letaknya sebelahan pun hanya pakai AC alam.

Ternyata, begitu masuk...saya langsung di buat terpesona dengan bangunan di dalam Museum Bank Indonesia. Tertata rapih, bersih dan pakai AC!! Ketika di loket, kami diingatkan untuk menitipkan tas dan hanya diperbolehkan masuk hanya dengan kamera dan barang berharga.

Setelah masuk kita langsung ke mini teather buat nonton asal muasal dari uang. Baru dari situ kita keliling museum. Museum Bank Indonesia emang bener-bener beda dan modern. Semuanya tertata rapih, lengkap, dengan sentuhan-sentuhan interior dan design jaman sekarang. Wah pokoknya museum ini cakeppppp!!

Dan ternyata, halaman dari Museum Bank Indonesia ini juga bisa dijadiin tempat resepsi pernikahan loh! Tapi kalau saya sih ga berani nanya harganya berapa yaa ahaha

Beberapa tips untuk yang mau pergi ke museum :

1. Saat weekend, museum buka jam 08.30, kalau gak mau ramai coba datang di jam buka museum. Jadi bisa leluasa explore tanpa harus berebut-rebutan spot dengan orang lain atau dedek-dedek yang pengen foto-foto.
2. Bawa tas yang simple, karena beberapa museum tidak mengizinkan kita untuk membawa masuk tas kita ke dalam museum. Jadi harus di titipin.
3. Bawa sunnies or topi , supaya ketika jalan dari museum satu dan museum lainnya gak kepanasan.
4. Jangan datang ke museum di hari Senin, karena semua museum tutup di hari Senin.

Sekian cerita saya tentang  jalan-jalan ke Museum Bank Indonesia.


See you at another trip ..


















0 comments:

Day 14 - Jalan-Jalan Ke Museum Bank Mandiri

9:23 PM cruisin with charissa 0 Comments


Kapan terakhir kali pergi ke museum?

Kemarin Sabtu, saya untuk pertama kalinya pergi ke Museum Bank Mandiri barengan sama Grandy dan juga pendengar Hitz Fm. Tujuan hari itu adalah keliling ke beberapa museum yang berada di sekitar Kota Tua. Termasuk diantaranya Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia.

Saya dan teman-teman tiba di Museum Bank Mandiri sekitar jam 9 pagi. Bisa dibilang kita adalah pengunjung pertama di museum itu. Begitu sampai, memang museum  ini hanya mengandalkan kipas angin buat sirkulasi udaranya. Meski cukup berkeringat, tapi i do adore tiap sudut dari bangunan ini. Termasuk, ornament emas pada dinding sampai langit-langit yang di tempelkan secara manual untuk memperindah bangunan museum ini.

Selain aga panas dan lembab, sayangnya beberapa manekin di museum ini kurang terawat. Banyak yang bajunya mulai kusam dan ada aja corat-coret dari pengunjung alay yang merusak keindahan bangunan ini.

Ruangan di Museum Bank Mandiri banyak banget. Saya ga kebayang sih kalau harus pergi sendirian kesini haha..takut nyasar (cupu ihihi). Untung hari itu saya dan teman-teman di temenin sama mas Wege sebagai pemandu wisata. Ternyata, emang lebih seru kalo di temenin sama pemandu wisata. Jadi lebih tau, di banding Cuma keliling-keliling tapi gak tau  cerita detailnya.

Isi dari Museum Bank Mandiri ada beberapa yang menarik untuk saya. Mulai dari ruangan-ruangan deposit, mata uang yang berlaku di Indonesia, mesin ATM jadul, buku besar yang mencatat tabungan, sampai mesin tik edisi kuno.

Setelah dari Museum Bank Mandiri, saya akan melanjutkan cerita jalan-jalan ke Museum Bank Indonesia di blog berikutnya yah..



Whattaaaa fun Saturday, daripada hanya keliling di mall hehehe



yang kiri manekin kok hehehe








photo by @grandyalv

photo by @grandyalv

0 comments: