Menonton Drama Musikal di Hari Ibu

11:43 AM cruisin with charissa 0 Comments



Memasuki umur hampir 9 bulan ini, Kinanti semakin menujukkan ekspresi senang ketika disodorkan buku untuk dibaca. Padahal sebenarnya bukunya masih sama-sama aja seperti dari umur 3 bulan yang saya bacakan untuknya. Tapi, saya rasa semakin bertambah bulan, Kinanti sudah mulai menunjukan ketertarikannya akan buku atau cerita.

Seperti beberapa waktu lalu, ketika saya membawa Kinanti untuk menginap di rumah mertua saya. Hampir seluruh mainan saya bawa supaya Kinan gak bosen. Setelah dua hari mulai menunjukan bosen dengan mainannya, Kinan mulai cranky. Baru saya kemudian keluarkan satu buku. Ternyata, ekspresinya seneng banget.  Bahkan gak perlu saya pegangin, tapi dia sendiri yang buka bukunya dan mulai beraksi mengeluarkan suara-suaranya seraya sedang bercerita ke grandpa nya. Saya sendiri kaget melihat aksinya yang sibuk ‘membaca’.  Begitu pula grandma nya yang gak nyangka, kok Kinan udah bisa seperti bercerita.



Minggu lalu, koleksi buku untuk saya dongengkan ke Kinan bertambah lagi. Kali ini, sebuah buku yang diadaptasi dari drama musikal Dongeng Pohon Impian. Jadi, minggu lalu, saya mendapatkan undangan dari NIVEA untuk mendapatkan sedikit preview Drama Musikal Dongeng Pohon Impian. Serunya, begitu pulang dari liputan, ternyata juga mendapatkan bukunya.



Cerita Dongeng Pohon Impian ini menarik. Tentang kedekatan antara Ibu bernama Imaji dan anak bernama Angan. Hubungan mereka yang tadinya agak renggang, semakin dekat dengan adegan dimana Angan harus berpetualang menyelamatkan sang Ibu, demi mendapatkan kembali Pohon Impian milik mereka. Drama musikal ini juga dilengkapi karakter lainnya seperti Angin si kupu kupu, Mei Mei si burung merak, Kimo si Komodo dan Tara si tarsius.



Ketika pertama kali membuka buku  Dongeng Pohon Impian, Kinan langsung semangat pengen cepet-cepet membukanya. Belum saya selesai baca satu halaman, Kinan gak sabar pengen cepet-cepet buka lembaran berikutnya hahaha.

Memang seperti campaign yang dibuat sama  NIVEA, tujuannya membuat drama musikal dan meluncurkan buku ini, semoga bisa menjadi media untuk kedekatan #SentuhanIbu dengan anak. Ya...sebagai salah satu cara untuk quality time dengan sang anak.



Arum Nurhandayani, sebagai Brand Manager NIVEA Creme, PT Beiersdorf Indonesia, bilang bahwa buku ini memang di launching dalam rangka hari ibu . Nantinya, akan tersedia di toko buku Gramedia terdekat di tahun 2019.



Drama Musikal Dongeng Pohon Impian, disutradarai oleh Nurul Susanto dari Jakarta Movement of Inspiration, yang terlebih dahulu pernah membuat Drama Musikal Petualangan Sherina. Ceritanya sendiri diangkat dari cerita orisinil, musiknya pun dibuat khusus dan gak ketinggalan tata pangguung yang penuh warna, kostum unik yang memang membuat imajinasi kita ikut terbawa.




.
Mudah-mudahan, dengan bertambah besarnya Kinanti, one day bisa bawa dia buat nonton drama musikal. Saat ini sih, masih numpuk bacain buku dulu aja. Secara, satu buku dibaca berulang-ulang aja dia gak bosen hahaha.


0 comments:

Ayo Bergerak Untuk Lebih Sehat

10:47 AM cruisin with charissa 0 Comments



Waktu menunjukan jam 07.30 pagi, disaat saya berjalan kaki menuju ke rumah setelah jalan pagi santai bersama Kinan dan Grandy di lapangan Gasibu, Bandung.

Saya heran. Hari itu adalah hari Kamis.

Tapi, Kok masih banyak banget orang-orang di Lapangan Gasibu yang lagi berlari dan ada juga ibu-ibu dan bapak-bapak yang lagi senam taichi di Taman Telkom. Padahal menurut saya, waktu sudah cukup siang untuk berolahraga.

Grandy bilang “Beda banget yah, sama di Jakarta. Berhubung disini kemana-mana deket, dan gak menghabiskan waktu banyak di  jalan, ya jadi..masih ada waktu buat olahraga, mandi di rumah, dan kemudian baru masuk kantor.”

 Ya..karena terbiasa dari kecil tinggal di Jakarta, saya kebanyakan melihat aktivitas orang banyak baru berolahraga di akhir pekan. Kalaupun berolahraga di hari biasa, sudah harus beres olahraga dua jam sebelum berangkat ke kantor. Seperti Grandy yang biasanya berangkat bersepeda jam 4 pagi. Kalau siangan olahraga, jalanan keburu macet dan keburu kepanasan.

Beda banget sama aktivitas yang terjadi di Lapangan Gasibu itu, saya kok ngerasa orang-orang ini punya banyak waktu untuk berolahraga dan juga bukan hanya olahraga dikit kemudian banyak jajan seperti yang biasa terjadi di CFD. Tapi, mereka berolahraga seperti bagian dari rutinitas keseharian.

Di RPRTA Borobudur, dengan sepatu lari yang udah lama break gak lari.

Jujur, saya rindu banget buat rajin lari seperti dulu. Kayanya kaki tuh gatel banget kalo gak lari di GBK atau gak ketemu temen-temen komunitas lari. Paling nggak, dalam satu minggu 2 sampai 3 kali harus lari. Selain lari, dulu saya juga aktif ikut zumba, strong by zumba, HIT, main squash, sampe nyoba main longboard. Sekarang, rasanya kok sulit banget yah buat memulai lagi semua aktivitas olahraga yang dulu pernah saya jalanin. Susah dan males banget meluangkan sedikit waktu untuk berolahraga.



Nah, minggu lalu, saya diundang Kementrian Kesehatan RI yang membahas tentang pentingnya olahraga bagi kesehatan. Kementrian Kesehatan RI mau mengajak masyarakat Indonesia untuk rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Kampanye ini dilakukan sejalan dengan Global Action Plan for Physical Activity dari World Health Organization, yaitu peningkatan kebiasaan hidup sehat dengan aktif bergerak dan penekanan angka sedentari sebesar 10% di tahun 2025 hingga 15% di tahun 2030.

dr. Michael Triangto, SpKO lagi contohin gerakan otot perut, yang bisa kita lakuin di balik meja kerja kita

Menurut dr. Michael Triangto, SpKO, yang hadir di acara itu bilang “Meskipun disibukkan dengan rutinitas sehari-hari, sesungguhnya aktivitas fisik dapat dilakukan dengan mudah di rumah, di tempat kerja, maupun di tempat umum. Contoh mudahnya adalah memilih menggunakan tangga dari pada lift, serta mengikuti kegiatan senam di kantor. Meski begitu, aktivitas fisik harus dilakukan dengan prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur). Baik yaitu aktivitas fisik disesuaikan dengan kondisi fisik dan lingkungan. Benar yaitu aktivitas fisik dilakukan secara bertahap mulai dari pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Terukur yaitu aktivitas fisik dilakukan dengan mengukur intensitas dan waktu latihan. Teratur yaitu aktivitas fisik dilakukan teratur 3 hingga 5 kali dalam seminggu.

Apalagi nih, sadar gak sih? Kalau pergerakan tubuh kita itu jadi terbatas gara-gara kita terlalu nyaman browsing di  depan komputer, trus mager banget di depan tv buat nonton seharian, apa gak lebih memilih buat mesen makanan di online application padahal tempat makannya deket banget dari rumah kita. Akhirnya, tubuh sama sekali gak bergerak dan malah menimbulkan kemungkinan-kemungkinan seperti diabetes, kolestrol dan lain-lainnya.

Abis dengerin media briefing, trus diajakin olahraga sederhana yang bikin ngucur keringet

Sebenernya, apa sih yang membuat kita males buat gerak berolahraga? Kalau buat saya, tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah beratnya memulai dari nol. Ngebayangin harus ngelawan ngantuk, beratnya langkah kaki, dan susahnya nafas karena sudah lama gak lari lagi. Tapi, balik lagi seperti yang dikatakan dr. Michael Triangto, SpKO, bahwa sebenernya kita gak harus langsung berolahraga yang berat kok. Cukup melakukan semuanya step by step dan bergerak terus dalam kegiatan kita sehari-hari.

Akhirnya, sayapun memutuskan memulainya dengan hal ter-simple. Dengan rutin mengajak Kinanti jalan keliling komplek sambil dorong stroller sekitar 30 menit dalam satu hari. Kinannya seneng karena bisa cuci mata, sedangkan saya pun bergerak berolahraga.



Kalau kamu mau start olahraga apa? Yuk, sama-sama kita mulai bergerak sambil melakukan rutinitas kita sehari-hari J




0 comments:

Manfaat Mendongeng Bersama Ibu

12:22 PM cruisin with charissa 0 Comments



Sebelum Kinanti lahir, saya dan Grandy masih suka berandai-andai. Apa saja yang akan kami lakukan untuk menghabiskan waktu dengan Kinanti ketika ia sudah lahir. Sebagai orang tua, rasanya gak sabaran untuk mengajak anaknya untuk bermain atau beraktivitas bareng-bareng.

Lalu, datanglah sebuah ide setelah kita berdua menghabiskan waktu di toko buku. Seru kali ya, kalau tiap hari saya dan Grandy bisa membacakan satu cerita untuk Kinanti sedini mungkin. Ide ini muncul ketika melihat satu buku berjudul “Goodnight Stories For Rebel Girls”. Begitu kita baca sinopsis buku ini. Wah...menarik banget!Ilustrasinya juga gak kalah keren!

Buku ini bercerita tentang kumpulan cerita sukses dari perempuan-perempuan di seluruh dunia. Mulai dari cerita berjuang mendapatkan pendidikan, berpetualangan menjadi perompak, mencari keadilan untuk berbicara, menunjukan bakat menari atau film, sampai bercerita tentang perempuan yang menjadi pemimpin dunia. Kisah true story ini, mengangkat 100 kisah tokoh-tokoh dunia. Sebut saja Evita Peron, JK Rowling, Ada Lovelace , dan yang lainnya.

Ketika pertama kali saya dan Grandy menceritakan buku ini, usia Kinanti masih sekitar 3 bulan. Respon Kinanti saaat itu, dia anteng dengan seksama untuk mendengarkan. Akhirnya, kebiasaan bercerita untuk Kinanti menjadi suatu kegiatan yang biasa kita lakukan bergantian. Tidak hanya buku  “Goodnight Stories For Rebel Girls” Tapi saya dan Grandy mulai rajin bercerita tentang kisah-kisah lainnya dari buku yang berbeda. Bahkan , cerita karangan bebas kita berdua. Yang penting bercerita.

Kenapa sih saya dan Grandy memutuskan untuk rajin bercerita atau mendongeng ke Kinanti? 
Awalnya sih pengen memberikan inspirasi Kinanti supaya menjadi perempuan yang punya strong character. Makanya buku pertama yang dipilih “Goodnight Stories For Rebel Girls”. Tapi semakin kesini, saya dan Grandy ingin mengajak Kinanti juga mampu untuk berimajinasi, berkreasi , ataupun belajar mengenal kata-kata lewat cerita-cerita yang kita ucapkan.




Nah misi saya untuk rajin mendongeng ke Kinanti semakin diperkuat , ketika saya mendapat undangan event dari NIVEA tentang meningkatkan kualitas ikatan ibu dan anak melalui dongeng. 

Jadi, dalam rangka menyambut Hari Ibu, NIVEA kembali menjalankan campaign #SentuhanIbu.
Lewat campaign #SentuhanIbu , NIVEA mau mengajak kepada orang tua  untuk meluangkan waktu bersama anak melalui mendongeng. Karena menurut Mr.Holger Welters, President Director PT Beiersdorf Indonesia, melalui  mendongeng dapat menyampaikan nilai-nilai menghargai,  keberanian, memberikan kenyamanan, ketulusan, dam kasih sayang yang sejalan dengan filosofi NIVEA. Mendongeng bisa menjadi rutinitas yang menyenangkan untuk membentuk hubungan ibu dan anak secara fisik (usapan, kecupan, pelukan) dan emosional (rasa ketertarikan anak terhadap ibu)




Gak ketinggalan, pada acara tersebut, Kak Seto Mulyadi yang biasa kita kenal dengan nyanyian Si Komo, juga mendukung campaign #SentuhanIbu dengan cara mendongeng atau membacakan cerita. Karena manfaatnya, melalui mendongeng kita  bisa memperkaya perkembangan bahasa untuk anak  , lalu juga bisa mengembangkan kemampuan berkomunikasi antara ibu dan juga anak, serta nambah kreativitas dan wawasan pada anak. Dengan catatan, baca dongengnya juga jangan setengah hati, atau terburu-buru yaaa ibu-ibu.....hihihi. Karena, menurut Kak Seto, banyak juga loh kekerasan pada anak datang dari Ibu juga, dikarenakan gak sabaran, kerjaan rumah tangga bikin lelah, belum lagi mikirin belanjaan sayur, jadinya yang kena omelan si anak. Berhubung, cuma ada ibu dan anak yang di rumah. Sehingga, waktu quality time bersama anak menjadi gak maksimal dan tergesa-gesa.



Selain itu,  Arum Nurhandayani, Brand Manager NIVEA Creme, PT Beiersdorf Indonesia, juga menyampaikan bahwa campaign #SentuhanIbu dikembangkan lagi tahun ini melalui digital video musical dan drama musikal berjudul “Dongeng Pohon Impian” yang menceritakan makna sentuhan ibu bagi anak dengan berbagai karakter unik dan lagu-lagu ceria.

Finger Puppets Karakter Dongeng Pohon Impian

Nivea Sentuhan Ibu: Dongeng Pohon Impian’ akan diadakan pada tanggal 22 Desember 2018 di Ciputra Artpreneur dengan dua jadwal pertunjukan yaitu jam 14.00 dan 19.00 WIB. Tiket dijual di Lazada harga mulai dari Rp150 ribu – 300 ribu

Yuk, sama-sama kita kasih waktu screen off gadget dulu untuk si kecil dan luangkan waktu kita sebentar dari cuci piring, beberes rumah dan mikiriin tagihan (yang gak abis-abis hihi) untuk mendongeng sambil quality time dengan anak. 

0 comments:

Review NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT

6:26 PM cruisin with charissa 0 Comments



Sebelum melahirkan, kulit wajah saya bisa dibilang aman dan bersahabat. Sebagai beauty enthusiast, meski kemana-mana saya hanya pakai sunblock, moisturizer, lip balm sama lipstick. Tapi ada saatnya saya bisa aja pergi ke pesta atau jalan dengan full make-up. Saat itu, kulit saya gak macem-macem deh. Mau panas-panasan, mau seharian pakai make-up, pokoknya aman. Tapiiii… yang bikin sedih, setelah lahiran, sungguh wow deh sensitive banget kulit muka saya. Apalagi kalau sehabis pakai full make-up, selesainya pasti muka jadi gatel dan berasa kering banget. Sempet pusing rasanya ngeliat kulit muka yang dulu baik-baik aja, terus sekarang jadi ringkih dan harus telaten banget ngerawatnya.

Nah, minggu lalu, saya diundang ke acara launching  NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT. Disini, saya baru terbukakan mata dan seperti melihat secercah harapan tentang kulitku yang akhir-akhir ini bertingkah. (beneran….aseli haha..) Jadi, NIVEA sebagai makeup care expert, meluncurkan pembersih muka dengan inovasi terbaru yang direkomendasikan oleh Make-up Experts.



Bubah Alfian, sebagai Make-Up Expert NIVEA, sempet bilang kalau mempunyai kulit bersih dan sehat sebelum make-up adalah investasi yang penting banget.  Ibaratnya, kulit wajah yang terawat adalah kanvas impian semua orang karena bisa lebih mudah untuk mengaplikasikan make-up. Bubah juga bilang, bila sisa-sisa make-up masih tertinggal ketika membersihkan wajah, itu bisa juga jadi penyebab kulit kita gampang breakout. Gak hanya perkara make-up, tapi polusi udara juga jadi biang penyebab kulit wajah kita rusak, jika gak secara tuntas dibersihkan.

Bubah Alfian, Kelly Tandiono, Sharita Lefana

Emang sih, kalau habis make-up apalagi sejak jadi seorang ibu, rasanya saya gak bisa lama-lama. Pokoknya secepat mungkin bersihin make-up karena masih banyak yang harus dikerjain. Namanya juga ibu-ibu ya kaann....agendanya segudang. Hahaha.. Nah, karena gak bersih secara total, akhirnya kulit wajah saya tampaknya memberontak.



Ketika di launching event, saya juga dapat kesempatan untuk maju ke panggung buat coba mengaplikasikan NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT. Happy! Karena langsung di guide sama Bubah Alfian buat coba-coba make-up dan dikasih tips langsung cara membersihkan kulit wajah yang baik.



Tidak memerlukan kapas yang banyak untuk menghapus heavy make-up bila menggunakan NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT. Cara mengaplikasikannya cukup tuangkan secukupnya di kapas. Kemudian tekan kapas terlebih dahulu di kulit wajah, baru geser menyapu ke atas.


Oh, ya! Satu lagi. Untuk membersihkan eyeshadow, NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT gak bikin mata jadi pedes. Jadi, memang cocok banget buat pecinta make-up yang suka pakai bold make-up.




Setelah coba NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT semingguan ini, emang cepet banget ngangkat kotoran yang ada di wajah saya. Sehabis beraktivitas, sebelum tidur saya coba  mengaplikasikannya dan so far gak bikin kulit saya kering atau gatal.  Jadi, NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT ini punya formula yang bekerja sangat lembut dan efektif bersihin make-up yang tahan air dan gak ninggalin residu. Pas saya coba, memang ada sensasi adem karena kulit wajah saya jadi bisa bernafas setelah seharian pakai make-up. Makanya diberi nama Skin Breathe.




Ada 3 kandungan dalam NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT. Ekstrak Black Tea sebagai antioksidan, Ekstrak Blackcurrant, untuk memperbaiki, menutrisi dan mengembalikan kulit alami, dan ekstrak Blackberry yang bisa menghidrasi dan melebabkan kulit. Kabar bahagia lainnya, Zero Alcohol juga!!


Selain launching NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT, NIVEA berkolaborasi dengan Make Up Expert Bubah Alfian untuk mengadakan “Bubah XPERT Make Up Class” yang dimulai dari 26 November-19 Desember. Nantinya, dari Bubah akan keliling 7 kota di Indonesia dan mencari para Make-up Artist untuk menjadi Bubah #XPERTAPPROVED Squad.

NIVEA MicellAIR Skin Breathe XPERT sudah tersedia di gerai-gerai kosmetik dan kesehatan, supermarket dan juga e-commerce dengan harga yang disarankan Rp. 35.000.

Selamat bergonta-ganti make-up tanpa perlu takut kulit kering dengan Nivea MicellAIR Skin Breathe XPERT 😊


0 comments:

Makan Mie Di Umur Yang Baru

9:33 PM cruisin with charissa 0 Comments





Hari ini usia bertambah.

Seorang teman mengirimkan pesan “Hari ini makannya mie dong cha...biar panjang umur!”. Saya lalu menjawab “Wah..barusan makan gado-gado!”. Artinya apa ya kalau ulang tahun makan gado-gado? Biar rame dan bervariasi kali ya idupnya.haha

Tadinya, saya gak ada niatan untuk membuat tulisan di hari ulang tahun ini. Kemudian ditengah mencuci piring sambil merebus mie goreng instan (akhirnya makan mie juga..biar panjang umur, katanya.) Lalu muncullah beberapa buah pikiran dan sedikit flashback tentang apa saja yang udah dilewatin selama 34 tahun ini.



Kalau dipikir-pikir, saya sudah melewati berbagai macam perayaan ulang tahun sepanjang saya hidup. Mulai dirayain sama tetangga komplek sewaktu kecil, kemudian nraktir temen di restoran fast food sewaktu smp, lalu bawa makanan ke sekolah dan makan di kelas rame-rame yang kelarnya diceburin di kolam ikan.

Gak ketinggalan, perayaan ulang tahun di surprise in pun juga beberapa kali terjadi. Tetiba disamperin star crush dan diucapin langsung, gak tanggung-tanggung pake live di radio segala. Iya. Di datengin Dirly Idol disaat saya lagi sibuk ngurusin program radio Indolisten-Global Radio. Hahaha. (norak ya!)

Ada juga suprise yang sungguh wow yang dibuat sama Gracebaon sebagai EO nya. Dulu sewaktu jadi muda mudi pergaulan Jakarta (cieh) saya suka banget tu bikin bday wish list trus disebarin di facebook dan ngetag temen-temen. Nah..Kerennya surprise ini, Gracebaon berhasil banget ngumpulin semua temen-temen deket saya dan surprise in di tempat yang saya suka.

Lalu ada juga suprise birthday yang agak gagal namun tetap manis, jatuh pada pacar saya yang sekarang menjadi suami saya. Gak sengaja Tien salah ngomong di grup haha..Kemudian saya pura-pura gak tau, dan sengaja gak buka grup chat. Padahal kebaca dari notif. Tapi, gemesnya...niat juga nih Grandy dateng ke Jakarta di hari kerja untuk surpise in saya.

Trs..bagaimana dengan tahun ini?

Tahun ini santai aja ..just like an ordinary day. Gak kepikiran mau ini itu, mau makan apa, mau jalan kemana. Lebih pengen lay low. Ya kaya hari biasa aja. Menghabiskan my day barengan Kinanti, Grandy dan Mam.  Pergi ke supermarket, ngerjain playlist di rumah, mendongeng buat Kinanti dan end up nya menyantap mie goreng instan dengan bakwan jagung.

Tahun ini menjadi special karena ada Kinanti dan merayakan status saya menjadi  seorang Ibu.

Sudah 6 bulan menjadi ibu memang kehidupan saya berbeda sekali disaat menjadi seorang wanita dengan karir. Meskipun rindu banget buat kerja lagi (apa daya belum diterima-terima ahahaha) .Tapi saya tetap bersyukur, selain menjadi ibu rumah tangga tapi saya masih diberikan pekerjaan freelance. Nyusun playlist, menulis blog, dan tetep ikutan pitching VO (meski blum dapet-dapet hahaha)

Well. Tidak selamanya ulang tahun harus dirayakan dan harus dibuat surprisenya kan?hihi

Terkadang yang perayaan yang tenang juga bisa jadi moment untuk flashback, refleksi diri dan menikmati hari sambil menyapa teman-teman lama yang kontek untuk ngucapin selamat ulang tahun.(sambil menyantap mie yah..hihi)

Diumur yang baru, punya wish list apa cha?

Jawabannya “Wish list nya sudah saya sampaikan ke Tuhan Yesus hihi”


0 comments:

Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak

10:30 PM cruisin with charissa 1 Comments






Menjadi ibu baru, terkadang membuat saya suka berpikir. Susah juga ya! (Ini diungkapkannya sambil tertawa renyah ya...bukan pake emosi marah hahaha). Kenapa saya bilang susah? Karena banyak yang harus saya pelajari dari nol, bahkan kalo dibuat jadi text book, rasanya akan menjadi halaman yang banyak sekali. Lebih tebel dari kamus pastinya.

Saya  jadi teringat, bulan-bulan awal saya menjaga Kinanti. Rasanya kalau denger dia nangis aja langsung bikin deg-degan. Takut terjadi sesuatu yang buruk . Pernah, ketika saya dan Grandy ke Bandung . Ada kali seminggu 3 kali, kami pergi ke rumah sakit , karena bingung Kinanti nangis terus dan kita merasa ia seperti kesakitan. Ternyata...ya kalo kata dokter “Bu..jarak nyusunya kedeketan, jadi begah dia”, “Bu..ini batuknya gak parah loh...ya udah di angetin aja yaa anaknya”, “Bu...mungkin karena kepanasan jadi dia nangis terus...gak kenapa-napa kok ni...sehat anaknya”. Kalau flashback lagi ke bulan-bulan awal itu, ya...saya was-was- an banget yah sebagai ibu. Hihi..  Yah mana tega saya ngeliat anak sakit.

Nah, minggu lalu, saya mendapatkan asupan ilmu dan pengetahuan lagi yang bisa saya masukan ke dalam “text book” saya sebagai orang tua.  Jadi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia membuat seminar tentang “Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak”.  Jujur, saya sebelum ikut seminar ini, gak pernah kepikiran tentang kanker pada anak. Dan ternyata,  penyakit kanker jadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak di rentang usia 5-14 tahun. Jadi, penting banget buat saya, sebagai ibu baru untuk tau soal ini. Yah..lagi-lagi untuk menambah wawasan supaya anak saya tetap terjaga dan sehat.



Menurut Dr. Mururul Aisyi Sp.A(K),dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Dharmais, ada 6 jenis kanker yang sering menyerang anak-anak. Kanker tersebut adalah leukimia, retinoblastoma, osteosarkoma, neuroblastoma, limfoma maligna, dan karsinoma nasofaring. Dari ke-enam jenis kanker itu, Leukimia merupakan kanker tertinggi yang menyerang pada anak.



Memang dari penjelasan dokter untuk mengenali gejala kanker pada anak bakalan jadi PR lebih sulit buat diketahui, karena anak masih sulit buat ngejelasin apa yang mereka rasain. Tapi balik lagi, peran penting disini adalah orang tua, sebagai pembimbing dan untuk menggali apa yang anak rasakan sebagai deteksi dini gejala kanker.

Dari info yang saya dapatkan kemarin, kita bisa tau gejala kanker pada anak seperti ini :

1. Leukimia, gejalanya bisa dilihat bila anak pucat, lemah, rewel, napsu makan menurun, demam tanpa sebab yang jelas, pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening. Bahkan bisa  terjadi kejang sampai hilang kesadaran, pendarahan kulit atau pendarahan spontan, nyeri tulang dan anak lebih nyaman untuk digedong dibandingkan berdiri atau berjalan.

2. Retinablastoma, tumor ganas primer pada mata yang biasanya ditemui pada anak dibawah 5 tahun. Gejalanya, manik mata berwarna putih, mata berwarna seperti mata kucing, juling, kemerahan dan pembesaran bola mata sampai pengelihatan buram.

3. Osteosarkoma atau kanker tulang. Bisa ditandai dengan gejala nyeri tulang di malam hari atau setelah beraktivitas. Lalu pembengkakan, kemerahan, dan hangat di area nyeri tulang. Gerakan tulangpun terbatas, jadi cepat lelah dan juga penurunan berat badan.

4. Limfoma Maligna, keganasan primer jaringan getah bening yang sifatnya padat. Gejalanya pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha , sesak napas, tersumbatnya saluran pencernaan, demam, keringat tengah malam sampai penurunan berat badan.

5. Karsinoma Nasofaring, tumor ganas pada daerah antara hidung dan tenggorokan. Gejala dini yang bisa diwaspadai adalah ingus bercampur darah, pilek, dan air ludah kental, hidung tersumbat, mimisan, tuli sebelah, telinga berdengung dan nyeri pada telinga.

6. Neuroblastoma, tumor embrional dari sistem saraf simpatis yang berasal dari cikal bakal jaringan saraf. Gejala awalnya pendarahan di sekitar mata dan mata menonjol, nyeri tulang, perut terasa penuh dan diare.

Dari seminar ini, Dr. Mururul juga bilang kalau sudah melihat gejala-gejala awal kanker pada anak, ada baiknya langsung diperiksakan ke rumah sakit. Jangan mencari jalan alternatif dulu. Apalagi langsung coba-coba tips yang biasa beredar di broadcast message grup chat.



Melalui seminar dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ini, saya juga jadi belajar kalau jadi ibu harus menjadi sumber kekuatan utama demi anak. Seperti cerita dari Natarini Setianingsih, sebagai penyitas kanker Leukimia. Kisahnya inspiratif banget. Ia terdeteksi terkena kanker disaat baru duduk di bangku SMP. Gejala awalnya karena sering pusing dan lemas. Ibunya gak cuma sekali membawa ia ke dokter. Mulai dari dikira demam biasa, sampai dikira malaria, dan terakhir baru terdeteksi kanker. Natarini cerita, kalau sumber semangatnya untuk sembuh datang dari ibunya. Setiap mau kemo, mereka berdua naik bis dari Pandeglang jam 5 pagi untuk berobat di RSCM. Sampai akhirnya setelah 3 tahun rutin berobat, semangat dan usahanya untuk sembuh membuahkan hasil kalau pengobatannya bisa diberhentikan dan setelah 5 tahun kemudian dinyatakan telah sembuh.



Menjadi ibu, memang seru-seru mendebarkan yah..hehe

Untuk saya yang dulunya career person, begitu sekarang jadi stay-at-home-mom ternyata memang jauh beda banget kegiatannya. Ibaratnya dulu kerja cuma 8 jam, kalau sekarang siaga banget the whole day. Kalau kata Dr. Mururul  “Children are not little adult”, jadi kita sebagai orang tua yang harus paham perilaku anak kita.

Barengan sama ibu-ibu blogger hihi

Tetap semangat ya..buat ibu yang mungkin pas lagi baca blog saya ini lagi begadang untuk perah ASI, seharian belum mandi , atau bahkan baru menyeruput kopi yang tadi pagi dibuat tapi baru diminum sore hari karena sibuk seharian.

Yuk, sama-sama sekarang lebih awas lagi untuk jeli melihat gejala dini pada anak, supaya bisa secara cepat ditangani. Jangan sampai datang terlambat saat sudah masuk stadium lanjut.


Jangan lupa juga buat jaga kesehatan kita juga ya ibu J

1 comments:

Pekan Asi Bersama Anmum

7:14 PM cruisin with charissa 3 Comments



  Seandainya bisa membalikan waktu ke waktu sebelum Kinanti lahir, saya mungkin akan meminta waktu untuk lebih banyak untuk belajar tentang menyusui. Jujur, sewaktu hamil saya tidak terlalu pusing sama yang namanya urusan menyusui. Saya lebih banyak konsentrasi belajar tentang bagaimana proses melahirkan, memandikan bayi, siap-siap barang-barang newborn, senam hamil sampai full konsentrasi tentang kesehatan janin. Tapi, ternyata..tantangan yang lebih bikin sangat emosional adalah perjalanan tentang menyusui.

  Sewaktu teman-teman dan keluarga datang menjenguk saya setelah lahiran, mereka bilang “The real reality life soal punya bayi, baru akan dimulai setelah pulang dari rumah sakit”. Ya iya, emang bener banget! Gak ada bantuan suster dan tentunya say goodbye to sleep and me time. Hahhaha. Terdengar horror banget? Bukan horror banget sih, tapi tepatnya drama! Jadi, berhubung saya melahirkan secara caesar, memang proses penyembuhannya yang take times. Belajar jalan, belajar duduk, belajar mandi, dan ditambah harus belajar menyusui ketika badan saya sendiri masih loyo banget. Awalnya saya masih santai ketika proses IMD, ada salah satu suster yang bilang “bu..nipplenya datar ya…”. Saya pikir itu masalah kecil. Namun, ternyata pas diwaktu berikutnya saya menyusui, saya melihat Kinanti cukup sulit untuk pelekatan. Sampai akhirnya tiap mau menyusui selalu ada suster yang nemenin saya. Kemudian, di hari kedua, payudara saya berasa bengkak dan sakit sekali, ternyata saya baru tahu kalau ASI saya mulai berproduksi tapi gak dikeluarkan. Baru deh disitu saya terbuka matanya, seandainya saya sebelum melahirkan ikutan kelas laktaksi. Penting banget!



  Ada yang bilang, anak perempuan itu biasanya santai untuk urusan menyusui. Ternyata gak berlaku tuh buat Kinanti, dia kuat banget nyusu-nya. Nah, selain urusan nipple datar, produksi ASI pun susah untuk keluar. Segala macem jenis brand pompa ASI udah saya coba, tapi gak ada yang berhasil. Sampai akhirnya saya diajari salah satu bidan di RSIA Asih untuk menggunakan teknik perah dengan tangan saya sendiri. Bahagia banget rasanya bisa ngeliat ASI bisa keluar dan ditampung.

  Semua drama menyusui ini memang jadi journey yang rollercoaster banget. Beruntungnya saya punya suami, Grandy yang sangat support banget setiap saya lagi drama. Bahkan, Grandy juga banyak sharing ke saya tentang pengetahuan seputar ASI yang rajin dia browsing-browsing.  Selain itu adanya dukungan juga dari orangtua dan juga teman-teman terdekat yang akhirnya menguatkan saya. Tapi yah…yang namanya ibu baru, selalu ada orang-orang yang judgmental banget terhadap kita. “Kok anaknya udah dikasih botol?”, “Kok nangis mulu sih anaknya! Susunya gak bagus ya?”. Rasanya pengen dipites banget ya orang-orang itu hahaha.. (coba yang pernah diginiin angkat tangannya!!hahaha)



  Cerita drama menyusui dengan ASI ini memang gak cuma dialamin saya. Bahkan menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017 mencatat ASI eksklusif di Indonesia hanya sekitar 35 persen, di bawah rekomendasi WHO sebesar 50 persen. Di tengah tantangan menyusui, menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia merekomendasikan dukungan kuat dari orang sekitar (support system) bagi ibu menyusui sebagai hal yang penting dalam suksesnya ASI eksklusif.



  Dalam pekan ASI sedunia yang diadakan dari tanggal 1-8 Agustus, saya sempat menghadiri event Anmum #MumToMum . Pada moment ini, Anmum meluncurkan digital platform Anmum Mum To Mum. Disini, bisa menjadi sarana buat ibu-ibu saling berbagi pengalaman, bertanya,berdiskusi berbagai topik. Mulai dari topik kehamilan sampai melahirkan. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, mempunyai teman berbagi disaat menyusui itu bisa mengurangi drama emosional lho (ya ga?)



  Kalau menurut, Ines Yumahana Gulardi, MSc., Senior Nutrition Manager, PT Fonterra Brands Indonesia, “Ibu membutuhkan dukungan emosional dan psikologis selama masa kehamilan karena mereka perlu menyediakan nutrisi terbaik bagi bayi mereka di setiap tahap kehidupan. Oleh karena itu, informasi yang diterima para ibu saat masa perencanaan kehamilan, kehamilan, dan menyusui memiliki peran penting dalam menentukan perkembangan bayi keseluruhan sejak berada dalam kandungan hingga pertumbuhan masa kanak-kanak, yang di kemudian hari dapat mempengaruhi kesehatan mereka saat mencapai dewasa.”

Pijat Oksitosin, jadi salah satu cara untuk memperlancar ASI

  Selain dihadiri baik oleh Rohini Behl, Technical Marketing Advisor, PT Fonterra Brands Indonesia, dan DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K), dokter spesialis anak konsultan di RSAB Harapan Kita, di event ini saya juga bertemu dengan Rinni Wulandari. Terakhir bertemu dengannya, saat kita berdua masih belum menikah, sama-sama belum punya anak, dan masih ngobrolin soal music pastinya hihi. Nah, ketika Rinni, bercerita tentang journey menyusui Nord, dalam hati saya berkata “Kok sama banget sih cerita kita!”. Sama-sama perah pake tangan, sama-sama drama soal berat badan anak dan lainnya. Alhasil begitu ketemu saya langsung menyapa “Rinniiiii!! Kok kita sama sihhhhhhhhhh!”


Diambil dari camera HP dan blur hahaha

  Ya, saya sendiri sampai saat ini masih berjuang dalam proses menyusui. Tapi, sudah tidak se-stress waktu bulan-bulan awal. Karena tiap hari adalah proses pembelajaran buat saya sebagai ibu baru. Kalau mulai spaneng, tinggal ajak ngobrol Grandy, ktawa-ktawa bareng sama Kinanti, sharing sama teman-teman terdekat saya dan makan tentunya.

Bareng Cacadong, salah satu sahabat saya yang juga jadi support system

 Selamat pekan ASI untuk ibu-ibu sekalian. Tetap semangat berjuang. Silahkan klik ke www.anmum.co.id atau Facebook Anmum Indonesia, untuk bergabung dengan ibu-ibu lainnya di platform digital Anmum #MumToMum . Jangan pendam sendiri pertanyaan-pertanyaan yang bikin kamu bingung sendirian, ada banyak ibu-ibu di luar sana yang punya cerita sama kaya kamu. Yuk sharing dan saling mendukung!





3 comments:

Kisah Kinanti

10:13 AM cruisin with charissa 5 Comments



Setelah hampir 4 bulan, akhirnya punya waktu untuk duduk dan kembali menulis. Kali ini akan bercerita tentang hadirnya Bing Kinanti Abigail di hidup saya dan Grandy, yang lahir pada tanggal 6 April 2016.

Kinanti hadir ke dunia ini melalui proses caesar setelah 40 minggu di tunggu-tunggu gak kunjung menunjukan tanda-tanda kontraksi dan pembukaan. Kinanti memang membuat kami menanti-nanti kehadirannya. Karena tepat seminggu saya menghabiskan waktu saya menginap di Rumah Sakit Ibu Anak Asih, Panglima Polim hanya untuk merayunya keluar supaya bisa segera bertemu dengan bapak dan ibunya. Waktu yang cukup lama kan….haha.

Saya masih ingat, check up terakhir saya itu di hari Senin, dari hasil USG dan CTG, Dokter Benny bilang ke saya dan Grandy kalau minggu ini sudah saatnya saya harus bersalin. Kalau bisa hari itu juga saya masuk ke RS untuk melakukan proses induksi melalui oral sebelum di induksi melalui infus. Tentu saja hal ini bikin saya dan Grandy jadi galau, karena gak ada kepastian juga kapan tepatnya Kinanti akan lahir. Bisa saja besok,bisa tiga hari lagi atau mungkin saja malam itu. Dengan catatan, pastinya harus ada kontraksi dan pembukaan. Masalahnya, sampai detik itu, saya belum ngerasa tuh yang namanya pembukaan, kontraksi atau pecah ketuban.Bener-bener bikin galau.

Singkat cerita, esokkan harinya saya check in di RSIA Asih untuk memulai proses induksi. Tapi, lagi-lagi setiap CTG gak ada tuh tanda-tanda kontraksi yang heboh. Malah saya asik aja nonton dan jalan-jalan keliling-keliling rumah sakit (sampe bosen banget! Hahah). Lalu pada hari ke tiga saya nginep di RS, hasilnya masih tetep sama. Gak ada pembukaan! Sampe-sampe suster dan bidan yang ngecek saya tiap hari juga gregetan gemes dan full support banget buat saya untuk bersabar dan tetap semangat. Kemudian di hari ke empat, setelah diskusi dengan Grandy, kita memutuskan untuk caesar aja deh. Daripada uang yang dikeluarin makin banyak karena kelamaan nginep dan sebagainya.

Ternyata, begitu kita mantap untuk caesar, Dokter Benny tetep semangatin saya kalau bisa tetap normal. Karena kondisi saya masih ok banget buat lahir normal. Meski air ketuban mulai berkurang. Tapi, akhirnya, diambil jalan tengah kalau malam itu saya harus mencoba induksi 1 botol infus untuk mencoba persalinan normal. Kalau sama sekali tidak ada pembukaan dan kontraksi, berarti esok paginya baru operasi. Well, ternyata Kinanti lebih memilih lewat “jalan tol” dibanding lahir secara normal, karena ketika di induksi infus masih aja tu saya bisa ketawa-ketawa dan jalan sana sini.




Keesokan harinya, ketika masuk ruang operasi, saya masih aja asik ngobrol dengan tim Dokter Benny. Ternyata, ada papanya teman saya yang juga menjadi bagian dari tim operasi. Semuanya jadi nyaman saja buat dijalani. Terlebih-lebih ketika di suntik tulang punggung ternyata saya gak ngerasa kesakitan. Fiuh! Padahal banyak yang bilang, itu part awal yang sakit ketika caesar. Tak berapa lama, yang dinanti-nanti, suara tangisan Kinanti terdengar dan Dokter Benny langsung mengajak Grandy untuk melihat anak perempuan kami.



Perasaan saya sungguh campur aduk ketika mencium pipi Kinanti untuk pertama kali dan menyapanya “akhirnya kita bertemu”. Puji Tuhan, Kinanti dilahirkan sehat. Pipinya yang kemerahan dan gembil membuat saya dan Grandy tersenyum tanpa henti melihatnya.


Bing Kinanti Abigail.

Nama Bing diambil dari tradisi papa mertua saya, yang diturunkan kepada anak-anaknya yang semuanya mempunyai nama depan “Bing”. Sama seperti Grandy yang nama depannya juga ada nama Bing.

Nama Kinanti sudah dipilih bahkan sebelum saya mengandung. Sebelum hamil saya selalu bilang sama Grandy, kalau punya anak perempuan, saya mau menamakannya Kinanti. Namanya terdengar klasik dan Indonesia banget. Nama ini juga biasa digunakan oleh orang Jawa Tengah dan Sunda, sesuai dengan keturunan keluarga saya. Untuk artinya sendiri juga sangat manis menurut kami. Arti pertama yaitu “Tembang atau puisi tentang cinta” dan arti kedua “yang dinanti-nanti”. Ya kehadiran Kinanti memang dinanti oleh kami semua.

Nama Abigail menjadi nama terakhir yang kami pilih di bulan-bulan terakhir menuju saya lahiran. Memang susah mencari nama belakang ini. Nama Abigail dipilih sama Grandy. Waktu itu dia whatsapp saya ditengah kemacetan menuju ke kantornya. Kata Grandy “Abigail aja gimana? Cocok, nyambung dan terdengar enak kalau dipadukan dengan nama depan dan tengahnya.” . Saya pun membalasnya “Nama Abigail salah satu rekomendasi juga tu dari mama kamu.” Artinya sendiripun juga bagus. Diambil dari Alkitab dan bercerita tentang seorang perempuan yang kuat dan selain itu juga berarti kebahagian dari seorang bapak.



Melalui nama Bing Kinanti Abigail, doa kami sebagai orang tua, berharap bila nanti Kinanti besar, ia bisa menjadi perempuan yang penuh cinta, kuat dan bisa memberikan kebahagiaan.

Well, inilah kisah lahiran Kinanti, masih banyak cerita seru lainnya tentang kehidupan kami sebagai bapak dan ibu. Nantikan #KisahKinanti lainnya yah…



5 comments: