Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak
Menjadi ibu baru, terkadang
membuat saya suka berpikir. Susah juga ya! (Ini diungkapkannya sambil tertawa
renyah ya...bukan pake emosi marah hahaha). Kenapa saya bilang susah? Karena
banyak yang harus saya pelajari dari nol, bahkan kalo dibuat jadi text book,
rasanya akan menjadi halaman yang banyak sekali. Lebih tebel dari kamus pastinya.
Saya jadi teringat, bulan-bulan awal saya menjaga
Kinanti. Rasanya kalau denger dia nangis aja langsung bikin deg-degan. Takut
terjadi sesuatu yang buruk . Pernah, ketika saya dan Grandy ke Bandung . Ada
kali seminggu 3 kali, kami pergi ke rumah sakit , karena bingung Kinanti nangis
terus dan kita merasa ia seperti kesakitan. Ternyata...ya kalo kata dokter
“Bu..jarak nyusunya kedeketan, jadi begah dia”, “Bu..ini batuknya gak parah
loh...ya udah di angetin aja yaa anaknya”, “Bu...mungkin karena kepanasan jadi
dia nangis terus...gak kenapa-napa kok ni...sehat anaknya”. Kalau flashback
lagi ke bulan-bulan awal itu, ya...saya was-was- an banget yah sebagai ibu.
Hihi.. Yah mana tega saya ngeliat anak
sakit.
Nah, minggu lalu, saya
mendapatkan asupan ilmu dan pengetahuan lagi yang bisa saya masukan ke dalam
“text book” saya sebagai orang tua. Jadi,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia membuat seminar tentang “Kenali Gejala
Dini Kanker Pada Anak”. Jujur, saya
sebelum ikut seminar ini, gak pernah kepikiran tentang kanker pada anak. Dan
ternyata, penyakit kanker jadi penyebab
kematian kedua terbesar pada anak di rentang usia 5-14 tahun. Jadi, penting
banget buat saya, sebagai ibu baru untuk tau soal ini. Yah..lagi-lagi untuk
menambah wawasan supaya anak saya tetap terjaga dan sehat.
Menurut Dr. Mururul Aisyi Sp.A(K),dokter
spesialis anak dari Rumah Sakit Dharmais, ada 6 jenis kanker yang sering
menyerang anak-anak. Kanker tersebut adalah leukimia, retinoblastoma,
osteosarkoma, neuroblastoma, limfoma maligna, dan karsinoma nasofaring. Dari
ke-enam jenis kanker itu, Leukimia merupakan kanker tertinggi yang menyerang
pada anak.
Memang dari penjelasan dokter
untuk mengenali gejala kanker pada anak bakalan jadi PR lebih sulit buat
diketahui, karena anak masih sulit buat ngejelasin apa yang mereka rasain. Tapi
balik lagi, peran penting disini adalah orang tua, sebagai pembimbing dan untuk
menggali apa yang anak rasakan sebagai deteksi dini gejala kanker.
Dari info yang saya dapatkan
kemarin, kita bisa tau gejala kanker pada anak seperti ini :
1. Leukimia, gejalanya bisa
dilihat bila anak pucat, lemah, rewel, napsu makan menurun, demam tanpa sebab
yang jelas, pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening. Bahkan bisa terjadi kejang sampai hilang kesadaran,
pendarahan kulit atau pendarahan spontan, nyeri tulang dan anak lebih nyaman
untuk digedong dibandingkan berdiri atau berjalan.
2. Retinablastoma, tumor ganas
primer pada mata yang biasanya ditemui pada anak dibawah 5 tahun. Gejalanya,
manik mata berwarna putih, mata berwarna seperti mata kucing, juling, kemerahan
dan pembesaran bola mata sampai pengelihatan buram.
3. Osteosarkoma atau kanker
tulang. Bisa ditandai dengan gejala nyeri tulang di malam hari atau setelah
beraktivitas. Lalu pembengkakan, kemerahan, dan hangat di area nyeri tulang.
Gerakan tulangpun terbatas, jadi cepat lelah dan juga penurunan berat badan.
4. Limfoma Maligna, keganasan
primer jaringan getah bening yang sifatnya padat. Gejalanya pembengkakan
kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha , sesak napas,
tersumbatnya saluran pencernaan, demam, keringat tengah malam sampai penurunan
berat badan.
5. Karsinoma Nasofaring, tumor
ganas pada daerah antara hidung dan tenggorokan. Gejala dini yang bisa
diwaspadai adalah ingus bercampur darah, pilek, dan air ludah kental, hidung
tersumbat, mimisan, tuli sebelah, telinga berdengung dan nyeri pada telinga.
6. Neuroblastoma, tumor embrional
dari sistem saraf simpatis yang berasal dari cikal bakal jaringan saraf. Gejala
awalnya pendarahan di sekitar mata dan mata menonjol, nyeri tulang, perut
terasa penuh dan diare.
Dari seminar ini, Dr. Mururul
juga bilang kalau sudah melihat gejala-gejala awal kanker pada anak, ada
baiknya langsung diperiksakan ke rumah sakit. Jangan mencari jalan alternatif
dulu. Apalagi langsung coba-coba tips yang biasa beredar di broadcast message
grup chat.
Melalui seminar dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia ini, saya juga jadi belajar kalau jadi ibu harus
menjadi sumber kekuatan utama demi anak. Seperti cerita dari Natarini
Setianingsih, sebagai penyitas kanker Leukimia. Kisahnya inspiratif banget. Ia terdeteksi
terkena kanker disaat baru duduk di bangku SMP. Gejala awalnya karena sering
pusing dan lemas. Ibunya gak cuma sekali membawa ia ke dokter. Mulai dari
dikira demam biasa, sampai dikira malaria, dan terakhir baru terdeteksi kanker.
Natarini cerita, kalau sumber semangatnya untuk sembuh datang dari ibunya.
Setiap mau kemo, mereka berdua naik bis dari Pandeglang jam 5 pagi untuk
berobat di RSCM. Sampai akhirnya setelah 3 tahun rutin berobat, semangat dan
usahanya untuk sembuh membuahkan hasil kalau pengobatannya bisa diberhentikan
dan setelah 5 tahun kemudian dinyatakan telah sembuh.
Menjadi ibu, memang seru-seru
mendebarkan yah..hehe
Untuk saya yang dulunya career
person, begitu sekarang jadi stay-at-home-mom ternyata memang jauh beda banget
kegiatannya. Ibaratnya dulu kerja cuma 8 jam, kalau sekarang siaga banget the whole
day. Kalau kata Dr. Mururul “Children
are not little adult”, jadi kita sebagai orang tua yang harus paham perilaku
anak kita.
Barengan sama ibu-ibu blogger hihi |
Tetap semangat ya..buat ibu yang mungkin pas lagi baca blog saya ini lagi begadang untuk perah ASI, seharian belum mandi , atau bahkan baru menyeruput kopi yang tadi pagi dibuat tapi baru diminum sore hari karena sibuk seharian.
Yuk, sama-sama sekarang lebih
awas lagi untuk jeli melihat gejala dini pada anak, supaya bisa secara cepat ditangani.
Jangan sampai datang terlambat saat sudah masuk stadium lanjut.
Jangan lupa juga buat jaga
kesehatan kita juga ya ibu J
yupss... children are not little adult, setujuuu... kita bisa aware sama perilaku anak, kalau ada perubahan terutama fisiknya, ibu yang pertama sadar biasanya
ReplyDelete