Day 12 - Dear Jakarta
Pagi itu saya masih asik menyusun
playlist di kantor. Sesekali melihat handphone untuk cek pesan yang masuk,
termasuk pesan yang kemudian masuk di group lari saya. Teman saya menulis “guys ada suicide bomb ya di starbucks
sarinah?”. Saat itu, saya masih ga percaya...tapi langsung oper pesan itu
ke teman-teman kantor. Dalam hitungan detik, teman-teman yang berbeda ruangan
langsung menghambur dari ruangan dan langsung menyerbu ke ruang TV.
Rasanya memang hampir ga percaya,
Jakarta kembali di teror. Memang beberapa
bulan lalu saya sempat membaca kalo ada kelompok-kelompok teroris yang di
tangkap. Jadi sempet kepikiran, apa ini salah satu aksi mereka?
Ketika mulai menyaksikan beberapa
tayangan di tv,emang berasa lemes sambil bertanya-tanya ini ada apaan sih? Bolak
balik saya kontek dengan papa dan mama saya untuk memastikan mereka berada di
tempat yang aman.
Dengan segala yang terjadi di
Jakarta kemarin , memang ada perasaan khawatir. Jakarta yang biasa saya
taklukan dengan segala kemacetannya, asap dari mobil, keramaian motor yang gak
ada habisnya, mendadak jadi Jakarta yang sepi dan semua dalam keadaan waspada
serta saling menolong.
No matter seberapa sering kita mengutuk
Jakarta, kemarin melalui pesan berantai kami diajak untuk berani dan kuat untuk
melawan terorisme ini. Jakarta adalah rumah kita. Jangan di taklukan dengan
mereka yang hanya ingin membuat kita terpecah. Meski kita tinggal di Bekasi,
Bogor, Tanggerang, Depok atau daerah lainnya, tapi hampir setiap hari kita
menghabiskan waktu kita untuk hidup di Jakarta.
Kami tidak takut.
0 comments: