Transportasi Umum di Bangkok
Ketika
memutuskan untuk pergi ke Bangkok, saya langsung bilang sama Grandy, kalau
perjalanan ini akan jadi perjalanan hemat. Mulai dari memilih hotel, memilih
penerbangan, memilih tempat makan dan juga memilih transportasi selama berada
di Bangkok.
Beberapa bulan
sebelum berangkat ke Bangkok, saya sudah browsing beberapa blog tentang
travelling di Bangkok dan juga nonton beberapa vlog travelling di Youtube. Ya,
memang kalau mau pergi edisi backpacking udah wajib hukumnya untuk rajin
browsing dan bikin research kecil soal negara yang bakalan kita datengin.
Kali ini saya
akan sharing tentang pengalaman menggunakan transportasi umum di Bangkok.
Tuktuk dan Taksi
adalah transportasi yang paling saya hindari selama saya di Bangkok. Soalnya,
setelah research dimana-mana, kok banyak banget ya turis yang kena scam ketika
naik taksi atau tuktuk. Mulai dari main-main dengan argo, lalu dibawa
muter-muter, atau gak mau pakai argo.
Ketika sampai di
Airport Don Mueang, setelah beres dengan imigrasi, saya langsung bergegas turun
ke bawah dan langsung belok ke kanan, untuk membeli sim card. Saya langsung
membeli provider DTAC. Harganya 299 Baht, yang bisa digunakan selama 7 hari
dengan akses internet unlimited. Dapet bonus tas kecil untuk menyimpan dokumen
kecil.
Tempat Beli Sim Card |
Setelah beli
sim card, saya langsung menuju exit gate, menuju shuttle bus. Pintunya ada di
gate 6. Tinggal liat aja palang informasi, terlihat jelas petunjuk menuju ke
gate 6. Lalu, begitu keluar disana langsung ada papan informasi jadwal bis.
Jadi, ada 2 bis kuning yang biasanya mampir di Airport Don Mueang. Yaitu, bus
dengan nomer A1 dan A2. Jika kita mau menuju ke daerah Pratunam, langsung saja
pilih bis dengan nomer A1. Kalau masih ragu-ragu juga, tenang aja, disitu ada
petugas airport yang selalu standby dan cekatan untuk menjawab pertanyaan dari
turis. Dia bisa kok ngomong bahasa Inggris sedikit-sedikit. Di papan
informasi juga ada keterangan jalur BTS yang mau kita naikin.
Untuk naik bis
A1, kita cukup mengeluarkan 30 Baht satu orang. Nanti ada petugasnya
yang akan nagihin uangnya ketika bis mulai jalan. Jangan khawatir, kalau
misalnya kita hanya punya uang pecahan 100 atau 500 baht, mereka punya
kembaliannya kok. Enaknya naik bis A1 ini, meski bentuk bisnya oldskul, tapi
dalemnya adem karena pakai AC.
Selama di perjalanan
saya mencoba untuk buka Google Map, supaya tau kira-kira berapa menit lagi
sampai di tujuan. Nah, seharusnya kita turun tepat di halte stasiun BTS Mo
Chit, tapi…belum sah “Cruising with Charissa”, kalo belum nyasar. Hahahaha.
Jadi dengan sotoynya, saya mengajak Grandy buat turun di sebuah halte, yang
ternyata, untuk jalan kaki ke halte stasiun Mo Chit masih sekitar 27 menit lagi
jika ditempuh dengan jalan kaki. Yah, emang kebiasaan, pergi dengan siapapun
biasanya saya suka bawa orang nyasar hahaha. Tapi, keuntungannya ya kita bisa
explore melihat kota Bangkok.
Setelah sampai di stasiun Mo Chit, kita
langsung bergegas beli tiket BTS. Tenang aja kalau belum punya uang receh, bisa
menukarnya di booth penukaran uang dekat dengan mesin tiket BTS. Setelah itu
tinggal pilih aja tujuan kita mau ke BTS yang mana dan bayar sesuai dengan
angka yang tertera disetiap lokasi BTS. Saat itu saya memilih BTS Phaya Thai.
Sistem BTS hampir sama dengan MRT yang biasa kita naikin di Singapore atau Hongkong. Bedanya, gak di underground lokasinya. Tapi di atas.
Selain
menggunakan BTS untuk transportasi selama di Bangkok, saya juga memilih untuk
banyak jalan kaki jika jaraknya masih bersahabat. Untungnya hotel saya letaknya
di daerah Pratunam, jadi untuk pergi ke pusat perbelanjaan seperti Platinum,
MBK, dan Siam, biasanya saya tempuh dengan jalan kaki atau minta bantuan dari
service hotel yang akan mengantarkan kita ke titik-titik perbelanjaan dengan
buggy car yang disediakan secara gratis.
Jika mau
menghindari taksi scam, saya juga menggunakan fasilitas aplikasi Uber dan juga
Grab Car untuk jarak tempat yang jauh. Selain harganya sudah fix, drivernya
juga bisa langsung melihat gps untuk menjemput kita di lokasi yang sudah kita
tetapkan di map. Hampir rata-rata driver taksi online banyak yang bisa
berbahasa Inggris.
Selama di
Bangkok saya hanya 2 kali naik taksi. Satu, karena pulang dari konser Coldplay
susah sekali cari taksi online. Akhirnya terpaksa ambil taksi dan pakai nawar
serendah-rendahnya. Hasilnya, 600 Baht dari Rajamanggala Stadium ke daerah
Pratunam. Ya…daripada gak pulang-pulang. Hahaha
Lalu yang kedua
itu dihari terakhir saya naik taksi dari Hotel menuju Airport Don Mueang. Karena
badan udah rontok dan bawaan cukup banyak untuk diboyong pake bis dan BTS. Soalnya,
setelah kita bandingkan dengan memesan taksi online, justru taksi yang kita
pesan dari Hotel lebih murah karena sudah termasuk harga tol, yaitu 500 Baht.
Sedangkan jika naik taksi online harganya 700 Baht belum termasuk tol.
Tidak perlu
khawatir untuk jalan-jalan di Bangkok dengan transportasi umum atau jalan kaki.
Selain lingkungan yang bersih, informasi jalannya juga sangat jelas. Apalagi
kalo rajin pake Google Map. Gak ketinggalan, banyak juga jembatan penyebrangan
yang saling menghubungkan antar mall yang satu dengan yang lain, jadi jalan
kakinya juga gak kepanasan. Dibanding harus naik mobil? wah..macetnya sama aja kaya Jakarta.
Bukan travelling
kalo belum pake bumbu nyasar. Itu
prinsip saya. Hahaha.
Selamat
menghemat! Let the adventure begin..
0 comments: