Menjawab Mimpi no. 4/3/6
Saya memang senang bermimpi.
Saya memang mengajari diri saya
sendiri untuk terus bermimpi dan meyakini kalau mimpi itu nantinya akan menjadi
kenyataan.
Hobby bermimpi ini memang sudah
terjadi dari kecil. Tapi kira-kira di tahun 2007 saya mulai membagikan mimpi
saya lewat tulisan dan nge-tag
teman-teman terdekat untuk membacanya.
Pada tulisan blog saya
sebelumnya, saya sudah sempat bercerita. Mimpi-mimpi ini berisi tentang wishes saya, setiap ulang tahun. Sampai akhirnya,
saya berhenti mem-publish wishes saya
di tahun 2012. Saya menyimpannya sendiri. Karena sudah saatnya berusaha
mewujudkan mimpi itu berdua, antara saya
dan Tuhan.
Memang, tidak semua wishes yang saya tulis menjadi
kenyataan. Karena saya percaya, semua sudah diatur sesuai rencanaNya. Tapi, saya percaya dengan kalimat “Semua indah
tepat pada waktunya”.
Salah satunya, saya sempat menulis
sebuah mimpi, kalau saya ingin sekali pergi ke Amerika. Mimpi ini selalu saya
tulis dari tahun ke tahun. Saya ingin sekali dapat beasiswa dan bekerja di VOA.
Gak cuma itu saja, saya suka membuat tulisan kecil “NYCDC“ yang artinya kalau suatu hari saya akan pergi ke New York
City dan Washington DC.
Mimpi NYCDC ini sempat saya
singkirkan di tahun 2011. Ibarat kata, sudah pesimis. Tidak ada cara untuk
pergi ke Amerika. Duit tak punya dan beberapa kali gagal dalam proses untuk
program beasiswa. Saya cari yang pasti-pasti saja. Mimpi ini terlalu
muluk-muluk buat saya.
Sampai suatu hari, sehari sebelum
saya berulang tahun ke 29, saya dan brand manager saya dipanggil ibu bos ke
ruangannya. Saya pikir hanya untuk membahas beberapa hal tentang pembukaan
toko. Tapi, pagi itu dia berkata beda, “Icha, kamu akan ikut kita pergi ke
Amerika , Desember besok.”
Saya hanya diam dan lemas.
Sementara brand manager saya sudah lompat kesenangan. Sampai akhirnya saya berkata “benar bu?”.
Ibu bos saya cuma tersenyum dan meminta saya untuk beres-beres passport,
visa dan sebagainya. Lalu, sebelum keluar dari ruangannya, saya hanya bisa
bilang “Besok saya ulang tahun bu, makasi ya hadiahnya.....”
Saya keluar ruangan dengan
perasaan luar biasa absurdnya. Bahkan untuk mengetik pesan singkat buat orang
tua saya,tangan agak gemetar. “Pap, mimpi pergi ke Amerika nya kesampaian.
Desember besok keke brangkat ke LA.”
Tidak hanya orang tua, abang,
tetapi teman-teman terdekat yang tau tentang NYCDC sama-sama terharu buat saya.
Bahkan, beberapa hari setelah saya berulang tahun, teman-teman memberikan hadiah coat untuk bekal musim dingin di LA.
Memang destinasi yang dituju
bukanlah NYC atau DC, tetapi mimpi untuk pergi ke Amerika ini menjadi nyata,
setelah 7 tahun hanya menjadi khayalan semata.
Mungkin, hal ini bisa terlihat
biasa saja buat mereka yang sering bolak balik pergi ke Amerika. Tapi, ini jadi hal yang special buat saya. Karena
ini bukan hanya sekedar Amerika, tetapi pelajaran hidup untuk saya. Bersabar
menanti rencana dari Tuhan.
Saya percaya, apapun mimpi baik
yang ada dipikiran dan hati, maka Tuhan akan memberikannya untuk kita. Sesuai dengan
waktuNya, bukan waktu kita, dan dengan cara yang gak akan pernah bisa kita
tebak.
Terimakasih untuk teman-teman
yang selama ini ikut membaca tulisan mimpi saya.
Inilah mimpi nomer 4, 3, 6 saya.
0 comments: